Mohon tunggu...
Zaini Achmad
Zaini Achmad Mohon Tunggu... profesional -

Spacy Food Junkies, Praktisi dan Konsultan Radio, News Anchor, Host, Trainer, Coach, Founder Rumah Public Speaker. Blog : www.orangradio.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan featured

Radio, Riwayatmu Kini

11 September 2016   16:20 Diperbarui: 11 September 2018   11:33 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Radio Nasional 11 September/dwamedia.com

Radio bersifat right here right now karena radio tidak mengenal batas dan waktu. Radio bisa didengar dimana saja tanpa dibatasi ruang. Radio bisa didengarkan di dalam mobil, bangunan, di tempat terbuka, di warung-warung kopi, di daerah pegunungan dll. Radio bisa didengarkan pagi, siang, sore, atau malam, bahkan sekarang ini ada radio yang melakukan siarannya 24 jam.

Melalui siaran radio, pesan komunikasi dapat diterima oleh pendengar dengan cepat dan mudah, dimanapun ia berada. Lebih cepat dari TV, surat kabar, majalah, tabloid. Bahkan terkadang lebih cepat dari internet.

Meskipun sekarang media sosial seperti Twitter juga terkadang lebih cepat menyampaikan informasi, namun tetap saja terbatas oleh karakter huruf, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap dan akurasinya terkadang dipertanyakan. Karena itu, keberadaan radio masih dirasakan penting bagi masyarakat.

Melalui radio masyarakat bisa mendapatkan hiburan, informasi, dan berita dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Radio diakui sebagai media dengan biaya paling rendah, menjangkau masyarakat terpencil, buta huruf, orang cacat, kaum miskin, kelompok menengah dan atas. Disinyalir di seluruh dunia masih ada sekitar 1 miliar orang yang tidak memiliki akses layanan radio.

Radio pantas diberi julukan the fifth estate, karena mau tidak mau radio harus diakui memiliki power untuk mempengaruhi masyarakat, karena radio memiliki kekuatan untuk langsung mencapai sasarannya yakni pendengar.

Apalagi, isi siaran atau program yang akan disampaikan tidak mengalami proses yang panjang dan rumit serta terkadang tidak melalui proses jenjang editing yang kompleks dan rumit.

Setiap kalimat yang dimaksudkan untuk mempengaruhi presepsi, opini atau pilihan masyarakat tinggal ditulis di kertas atau diketik di komputer, kemudian tinggal dibacakan penyiar di corong radio dengan durasi dan waktu yang tidak terbatas.

Bahkan, sekarang para penyiar diperbolehkan membaca langsung pendapat atau komentar pendengar di twitter atau sarama sosial media lainnya tanpa melalui proses editing produser atau tim kerja mereka. Artinya, penyiar dapat melakukan self editing terhadap tulisan da nisi komentar-komentar tersebut.

Di sini memang diperlukan kepiawaian penyiar dalam melakukan self editing. Paling tidak dia harus tahu soal bahasa jurnalistik, jurnalistik tutur, bahasa Indonesia yang baik, dan etika kesopanan. Serta piawai merangkai kalimat dengan singkat, padat, jelas dan informative.

Tidak Ada Kata “Mati” Untuk Radio

Tidak ada kata mati, memudar atau tamat bagi radio. Radio tetap memiliki tempat di hati masyarakat. Apapun sarana yang digunakan masyarakat untuk mendengarkan radio, baik konvensional atau digital (aplikasi atau website) radio tetap memiliki keunggulan dibandingkan media lain, yaitu akrab dan personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun