Mohon tunggu...
Orang Pemimpi
Orang Pemimpi Mohon Tunggu... -

Hanya Pemimpi Keras

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saatnya Bangkit!

25 Mei 2014   20:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya Rizki Maharani mahasiswi kampus Universitas Sriwijaya Palembang, Fakultas Ilmu Sosial & Politik, Jurusan Administrasi Negara. Saya hanya ingin sedikit membahas tentang Indonesia yang sangat kasat mata keterbelakangannya. Mulai masalah pemimpin, Saya sangat merindukan sosok pak Soeharto. Mengapa Indonesia memiliki masalah yang tak kunjung selesai? Karena “terlalu banyak yang bicara”, bicara saling menyalahkan, tak ada tindakan, terlalu banyak komentar. Sangat dibutuhkan pemimpin yang sangat tegas namun juga peduli, tidal butuh pemimpin yang hanya “nggeh-nggeh” saja. Pulau Indonesia dijadikan hak milik Negara lain “nggeh”, budaya di hak patenkan negara lain “nggeh”. Mau jadi apa Indonesia? Mau jadi Nehara jajahan lagi?. Kemudian masalah Ekonomi Indonesia, dimana yang kaya raya yang berkuasa, yang kaya raya jadi pejabat, yang miskin makin tak dipandang. Apalagi maraknya “money politic”, penyogokan dimana-mana, mau masuk Sekolah ternama harus menyiapkan “hot money”, mau masuk kuliah, kerja, polisi, pns, haruskah dengan uang yang jadi prioritas? Pemilu harus dengan “serangan fajar” kah? Saya rasa semua itu tidak perlu! Mulai dari pejabat2 kecil saja sudah melakukan korupsi?. Apakah tidak ada pejabat yang ingin masuk surga? Semua korupsi! Apa Indonesia akan tetap terus begini? Bisa-bisa semua warga-nya pindah Kewarganegaraan. Apa kabar hutang Indonesia dengan Negara luar? Belum terbayar-bayar karena pemimpinnya hanya sibuk dengan mobil barunya, rumah barunya, jalan-jalannya. Hutang bertriliun-triliun dengan Negara luar, bayangkan jika uang-uang yang dikorupsi pejabat-pejabat itu untuk membayar semua hutang itu, pasti hutang itu tidak seberat sekarang, perlahan-lahan akan selesai terbayarkan. Namun sayang sekali pemimpin Indonesia tidak ada yang berfikir seperti itu, bahkan malah berlomba-lomba untuk makan uang rakyat Berfikirlah untuk Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun