Mohon tunggu...
anggraini_
anggraini_ Mohon Tunggu... -

bukan kupu-kupu, namun lalat buah yg tdk mengalami metamorfosis sempurna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Diam-diam Terselip Dalam Doa

12 Desember 2013   11:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386821680885029114

ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa,

anak jalanan yang duduk di pinggir trotoar dengan menahan perut yang lapar

ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa,

anak kecil penjual koran beserta ibunya yang tadi siang dibawa segerombolan satpol pp

ada namamu yang diam-diam terselip dala doa,

anak-anak didik di perbatasan yang mengenal baca tulis pun tidak, yang selama ini hidup dalam keheningan lampu kota

ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa,

bapak ibu tani yang sekarang enggan menanam lagi

ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa,

orang-orang yang namanya dimuat di koran ibu kota dengan dugaan korupsi sedangkan disana banyak rakyat miskin kelaparan juga pengungsi

ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa,

bapak polisi jalan yang memasang tarif ribuan dan melegalkan kesalahan

ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa,

kepada jaksa dan hakim, dimana peradilan diperjualbelikan

bahkan ada namamu yang diam-diam terselip dalam doa-ku,

para pemimpin negeri ini, yang satu persatu tersandung masalah korupsi

sampai kapan berhenti,

sampai kapan lagi akan ada namamu dalam doa-doaku

karena kau tak mau mendengarkan doa-doaku,

dan aku tak kuasa lagi berteriak,

sedangkan aku hanya punya Tuhan untuk mendengarkan

oleh karenanya aku hanya bisa mendoakanmu dalam doa-doaku

“semoga kamu sadar, atau semoga Tuhan menolongmu”

Tapi semakin aku berdoa, aku tak kuasa menahan air mataku

Doaku jatuh, tersungkur dan pilu……………

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun