Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Soal Gempa Maluku: Ah, Pak Wiranto Tahu Apa?

1 Oktober 2019   06:25 Diperbarui: 2 Oktober 2019   11:56 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wiranto, di kantornya mengimbau masyarakat untuk lebih tenang dan tak mudah mempercayai berita-berita miring yang bertebaran dengan liar di media sosial maupun dari mulut ke mulut. Baginya, sikap masyarakat yang lebih memilih bertahan di pengungsian itu hanya akan membebankan pemerintah pusat dan daerah.
               
Ah, Wiranto. Dia memang benar. Warga yang mengungsi hanya akan membebani pemerintah. Tapi sebenarnya seberapa berat beban pemerintah terhadap warga Maluku yang terkena bencana jika dibanding beban masyarakat gara-gara ulah pemerintah. 

Akhir-akhir ini Wiranto memang sedang dihadapkan persoalan keamanan dan kemanusiaan yang sedikit banyak pasti telah mengganggu tidurnya. Sama seperti terganggunya tidur mereka-mereka di Maluku beberapa hari ini yang nyaris setiap waktu merasakan gempa. 

Tapi yang bikin berbeda adalah kenyataan bahwa Wiranto memang punya tanggung jawab terhadap banyak persoalan keamanan di negara ini. 

Dan untungnya beliau masih bisa tidur di rumahnya sendiri, atau di hotel di daerah tempat ia berkunjung. Ia mungkin tak cukup tahu, bahwa di pengungsian, masyarakat terdampak gempa di Maluku kebanyakan hanya tidur beratapkan langit dengan selimut dua lapis sekaligus; gelap hutan dan lalu lalang angin malam. 

Di bangun tidurnya Wiranto masih akan minum air bersih dan segar, lalu sarapan yang baik setelah menggosok gigi dan mandi. Tapi di pengungsian, air sisa di gelas plastik kemasan pun tak boleh dibuang karena masih mungkin dipakai untuk minum. Jangan harap mandi tiga kali sehari karena untuk cuci muka dengan sabun seadanya saja itu sudah bersyukur.
           
Pak, tuan yang terhormat yang memimpin kementerian. Mengungsi bukan kemauan. Tanpa bapak jenderal perintahkan pun tetap mereka akan pulang. Ah, bapak tahu tidak raga manusia mana yang betah tidur di tengah hutan dengan gelap dan dingin yang menerjang? Bapak tidak akan punya jawaban. 

Pak, tuan yang terhormat yang memimpin kementerian, orang-orang di pengungsian sana bisa mendengar dengan jelas suara derai hujan menyambar tenda mereka yang telah sobek saking dekatnya mereka dengan ketidaknyamanan. Lantas apa bapak mendengar mereka? Tentu saja tidak.

Ini sudah bulan Oktober, pak. Di bulan ini, perangkat di pemerintahan dan negara akan banyak berubah. Jokowi memang tetap jadi presiden, entah bapak sendiri. Mungkin akan digeser ke pos menteri yang lain, atau diberi tugas baru di luar menjadi menteri, atau justru undur diri dari pemerintahan mengingat usia yang kian sepuh. 

Tapi, pak, sebagai orang yang pernah mengepalai militer bapak pasti paham betul betapa menyemangati itu adalah kebaikan. Toh, semua bisa dilakukan tanpa mencongkel kas anggaran yang ada.

Di tenda-tenda pengungsian sana, pak, mereka yang sedih tidak mungkin tertawa karena imbauan atau saran. Dari siapa pun itu. Lain lagi kalau bapak beri semangat, mungkin hanya sebagian juga yang tersenyum, tapi mungkin akan tumbuh tunas semangat dan rasa percaya diri yang baru setelah porak poranda.

Salam Pak Wiranto. Selamat pagi, selamat memasuki Oktober. Saya di Ambon, pak.

Jawa Pos
Jawa Pos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun