Mohon tunggu...
Oppu Gurupoda
Oppu Gurupoda Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pengajar

Berhamba pada Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Salut "Ini Talkshow"

29 Januari 2015   19:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di zaman ini, kita tahu bahwa masyarakat kita sudah tak dapat dipisahkan dari televisi. Pagi kita berangkat kerja, sampai kembali ke rumah sekitar magrib. Malam, sekitar  pukul 19.00 - 21.00 WIB, kita berkumpul sekeluarga. Dimana? Tentu saja di depan televisi, sebab bagi kebanyakan kita, di jam itu pula biasanya sempat memirsa TV. Itulah sebabnya jam-jam itu disebut "jam keluarga", dimana ayah, ibu, anak-anak, asisten RT, dll bercengkerama sambil menonton TV.

Sayangnya, pada "jam keluarga" ini, susah sekali menemukan acara TV yang pro keluarga. Banyak TV menyiarkan sinetron tidak bermutu, penuh kata-kata judes, sinis pada orang lain, egois, cerita yang tidak mendidik, serta tokoh antogonis -biasanya diperankan perempuan- yang terlalu... kejam, tidak bermoral, tidak berbelaskasihan, penuh kelicikan, tidak punya kesantunan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang dipancarkannya sangat merusak.

Ganti chanel, yang ditemukan ialah acara show musik dalam studio yang dipandu pria-pria bergaya -maaf- banci, yang cerewet, bicara sesuka-sukanya tanpa ada lagi sensor dalam hati. Susah payah kita mengajar anak-anak di rumah untuk "telan ludah sebelum bicara", lelah kita mendidik mereka: "bicaralah yang santun dan menjaga perasaan teman bicara", tetapi semua itu menjadi mentah begitu saja karena program-prgogram TV tak bermutu tersebut.

Pindah ke chanel TV berita, melulu yang ditayangkan -sekali lagi pada "Jam Keluarga"- adalah hiruk pikuk politik, debat-debat panas yang saling menyerang, yang membuat kita semua tambah lelah dan tertekan.

Entah apa yang ada di pikiran semua petinggi manajemen TV di negeri ini.  Tak adakah yang memiliki keluarga di rumah? Tak adakah di antara mereka yang punya anak? Kenapa pada jam-jam keluarga seperti itu mereka menayangkan program-program sampah? Tak adakah yang kreatif, visioner, pro dedikasi? Dari begitu banyak stasiun TV?

Tapi syukurlah. Di antara stasiun TV itu, sekarang saya menemukan sebuah program bermutu tinggi yang tayang di "Jam Keluarga". Program "Ini Talkshow" di NET TV yang dipandu oleh komedian Sule-Andre, dkk. Saya harus angkat topi untuk program ini. Ini adalah tontonan terbaik saat ini di jam tersebut.

Banyak hal yang patut dipuji dari program "Ini Talkshow." Pertama, Sule dkk., punya gestur humor yang memang alamiah. Mereka tidak berlakon seperti badut-badut yang melucu karena tuntutan. Andre, Sule, Mang Saswi, dkk, terlihat tidak sedang berusaha melucu. Memang hati mereka penuh lelucon, karakter mereka humoris. Pelawak-pelawak yang melucu karena tuntutan biasanya sukar untuk tertawa lepas di atas panggung. Tapi Sule dkk bebas-bebas saja mengakak ketika hatinya merasa geli, sama seperti kita yang memirsa di rumah, menandakan bahwa mereka memang alamiah. Kita seperti satu selera humor dengan mereka. Itu pesona mereka.

Kedua, penampilan mereka enak dipandang mata. Andre terlihat berkarisma dengan stelan jasnya, Sule terlihat kasual dan berselera, Mang Saswi yang "sibuk banget" cocok dengan busana kemeja bunga-bunganya, demikian juga Maya yang selalu tampil dengan busana tradisional yang modis.

Ketiga, ada nilai-nilai keluarga yang mereka perlihatkan. Misalnya, perlakuan terhadap Maya si asisten rumah tangga yang tidak feodal, melainkan penuh penghargaan dan menyatu dengan keluarga. Kedekatan Mami Si Nyonya dengan pembantunya Maya, yang acap jalan berdua dalam kesibukan tertentu, sangat terpuji menurut saya. Ini memberi contoh bagi ibu-ibu di rumah untuk berlaku lebih baik pada pembantunya masing-masing. Juga kebiasaan Sule yang mencium tangan Mami adalah baik bagi anak-anak yang ikut menonton di rumah. Sule perlu mempertahankan itu. Hanya saja, Sule harus menjaga jangan sampai terlihat kepada penonton anak-anak bahwa itu adalah Sule yang sedang menggeniti seorang Yurike, melainkan anak kepada maminya yang dia hormati dan sayangi.

Keempat, pemain-pemain "Ini Talkshow" tidak melakukan gerakan-gerakan konyol dengan gestur seksual seperti banyak di TV lain. Mereka cukup mempertahankan rasa hormat pada tamu-tamu mereka sekalipun itu wanita-wanita cantik. Apa yang mereka lakukan masih dalam batas wajar dan belum menimbulkan rasa jengah untuk ditonton ramai-ramai. Andre dan Mang Saswi hanya melemparkan gombal-gombalan verbal yang berujung tawa kita bersama.

Kelima, dan ini yang paling istimewa dari program "Ini Talkshow" adalah peluit di tangan Yujeng. Peluit Yujeng yang akan berbunyi jika ada pemain melontarkan kata-kata tidak sopan, bernada mengejek kekurangan fisik dan lain sebagainya, mampu mengendalikan situasi agar tetap berjalan di atas norma-norma kesantunan masyarakat. Peluit Yujeng membuat kita tidak perlu waswas kalau-kalau di sesi berikutnya ada adegan-adegan tidak baik. Saya percaya peluit Yujeng memang keluar dari kebijakan manajemen kendali mutu (quality control) yang dimiliki oleh "sutradara" Ini Talkshow. Pengaruh kuat Manajemen Quality Control inilah agaknya yang membedakan "Ini talkshow" dengan program-program TV lain di jam yang sama. Layak bagi Sule dkk mengklaim NET TV sebagai televisi masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun