Beberapa waktu lalu media massa dan media sosial dihebohkan oleh aksi seorang dukun hujan atau dikenal dengan pawang hujan. Dengan kepiawaiannya beraksi menghentikan hujan agar hujan tidak mengganggu jalannya moment moto gp Mandalika yang dihadiri oleh pembalap-pembalap nomor wahid mancanegara difasilitasi sirkuit dengan biaya yang besar.
Aksi dukun hujan menjadi perhatian seluruh penjuru dunia, negara-negara maju yang senantiasa menggunakan teknologi modern pun terkesima oleh aksi sipawang yang dianggap berhasil meredam hujan dikarenakan kebetulan saat sipawang beraksi hujan mereda.
Di Indonesia dukun hujan ini banyak bertebaran dipenjuru nusantara, baiasanya mereka dapat job saat moment pesta pernikahan, dimana dikampung-kampung acara diadakan ditempat terbuka dan dirumah penyelenggara. Dengan dukun-dukun tersebut diharapkan mereda sehingga banyak hadirin yang hadir dalam acara tersebut yang tentu saja ada budaya "buwuh" berupa uang dan bahan makanan dan akdo bagi mempelai. Pada musim pernikahan ini para dukun laku keras karena kebanyakan acara ini dilakukan banyak orang pada bulan yang sama, yang bingung malah hujan itu sendiri, diutara diusir ke selatan sebaliknya, dari timur diusir kebarat sebaliknya akhirnya hujan munyer ditengah dan berakibat badai.
Ternyata dukun hujan tak sesakti yang kita duga hanya "kebetulan" hujan mereda saat mereka beraksi, toh mereka tak mampu meredam hujan badai yang sering terjadi dinegeri ini. Dukun wujud budaya yang ada dinegeri ini yang mampu mengalahkan akal sehat dan pola pikir modern dengan teknologi canggih yang diciptakan manusia.
Mbah Duit mungkin inilah dukun paling sakti dinegeri ini karena bisa dipahami secara akal sehat maupun bagi orang-orang modern. Kalau dukun kebanyakan membawa benda-benda mistik, kembang banyak rupa dan kemenyan disertai hafalan mantra-mantra maka Mbah Duit cukup membawa lembaran-lembaran kertas yang bernilai untuk mendapatkan barang yang diinginkan alias uang atau bahasa kerennya duit.
Mbah Duit dengan kesaktiannya mampu membalikan hingga 180 derajat niat seseorang. Mbah Duit banyak beraksi pada moment pesta demokrasi dari mulai pesta demokrasi tingkat terkecil pemilihan kepala desa hingga pemilihan presiden. Meskipun penyelenggara pesta demokrasi membuat rapalan-rapalan mantra "No Money Politic" namun mantra tersebut tak mampu membendung kesaktian Mbah Duit.
Kalau tarip Dukun Hujan standard dan rata-rata segitu saja, akan tetapi berbeda dengan Mbah Duit tarip atau biaya yang dikeluarkan berlipat dan bahkan mengalahkan akal sehat. Ini dapat terlihat pada moment pemilihan kepala desa yang sering ada dan setiap 2 tahun sekali dilakukan serentak disebuah kabupaten. Mereka rela mengeluarkan ratusan hingga milyardan hingga ada yang menjual lahan sawahnya untuk Mbah Duit. Uang ratusan juta yang tak sepadan dengan gaji yang mereka peroleh saat menjabat kepala desa yang hanya dibawah puluhan juta atau berkisar 5 juta/bulan.
Tentu berdasar akal sehat muncul sebuah pertanyaan bagaimana mereka yang membayar Mbah Duit untuk memenangkan pemilihan agar balik modal ?. sebuah pertanyaan yang sangat relevan terlebih beberapa tahun ini pemerintah pusat menggelontorkan program Dana Desa yang bernilai ratusan juta setiap tahunnya. Sebuah dana yang sangat besar dan menggiurkan bagi seorang kepala desa. Selain dana desa ada iming-iming lain yang bisa dijadikan kepala desa untuk mengembalikan modal, bisa jadi menjadi makelar lahan sawah untuk dijual kepengembang dengan untung berlipat dan lain-lain.
Mantra No Money Politic disebar keberbagai pelosok desa adalah upaya penegak hukum agar negeri ini berjalan bersih dalam proses demokrasi sehingga orang-orang bersih terpilih menjadi pemimpin yang tentu saja akan sangat membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena korupsi sudah dicegah sejak awal. Akan tetapi kesaktian Mbah Duit dengan ilmu Bom Duit atau serangan fajar seolah mengakar bahkan seorang tokoh masyarakat desa, ustad desa dan ketua takmirpun kalah sehingga nash "money politic" yang hukumnya haram dirubah dihalalkan.
Mbah Duit bukanlah wujud kearifan lokal sebagaimana Pawang hujan, namun sebuah dukun kejahatan yang wajib disingkirkan dari negeri ini karena Mbah Duit inilah awal penyebab maraknya korupsi dinegeri ini perlu kesaktian yang mumpuni untuk membasmi Mbah Duit tak hanya sekedar mantra "No Money Politic". Agar negeri ini sejahtera dan rakyatnya makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H