Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Boleh Kalap Belanja Makanan, Tapi Jangan Lupa Berbagi

2 Mei 2020   17:55 Diperbarui: 2 Mei 2020   17:54 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah fenomena menarik saat bulan ramadhan yang setiap tahunnnya tak berubah hanya ditahun ini agak berubah namun hanya cara dan pola belanjanya yang berbeda. Fenomena tersebut adalah kalap belanja makanan saat menjelang berbuka. Ada anggapan kalap belanja makanan tersebut adalah wujud balas dendam karena dari mulai subuh hingga datangnya maghrib isi perut tak terisi makanan yang biasa dimakan dihari-hari biasa.

Tak salah kalap belanja makanan mereka lakukan, toh mereka belanja pakai uang mereka sendiri...hahaha...hanya orang sirik yang melarangnya. Terlebih dengan perilaku kalap belanja makanan ini membuka peluang usaha baru bagi masyarakat, ini terlihat banyak bermunculan berbagai aneka makanan  dan minuman takjil yang dijajakan dipinggir jalan.

Secara tidak langsung kalap belanja makanan mendorong perputaran roda perekonomian masyarakat. Para pedagang makanan yang tak mendapatkan penghasilan karena tak laku dan tak bisa menjual makanan dipagi hingga siang hari bisa mendapatkan pendapatkan pendapatan dari dagangangan disore hari jelang berbuka hingga malam hari.

Halnya demikian kalap belanja makanan tujuan utamanya adalah untuk memenuhi menu berbuka dengan makanan, minuman yang segar dan enak untuk melepas haus dahaga dan lapar setelah dari pagi hingga sore berpuasa menahan lapar dan haus. Menu minuman dan makanan yang beraneka ragam tersebut yang jarang dijumpai dihari-hari biasa juga bentuk reward agar  dalam menjalankan ibadah puasa merasa senang dan penuh semangat.

Disaat bulan ramadhan tahun ini ditengah wabah pandemi Covid 19 masih juga dijumpai berbagai makanan, minuman dan kue yang diperdagangkan walau relatip sepi dibanding bulan-bulan ramdahan ditahun lalu. Walaupun ada larangan untuk berkerumun orang untuk cegah meluasnya wabah ini masih juga kita jumpai orang berkerumun belanja makanan.

Di sisi lain masyarakat yang sadar akan adanya pentingnya social distance mereka sulit menghilangkan perilaku kalap belanja makanan. Hanya saja pola dan cara belanja mereka berubah dengan belanja online. Fasilitas medsos yang bereneka ragam memungkinkan masyarakat tetap belanja makanan cukup hanya dari rumah makanan belanjaan sudah ada didepan pintu.

Sekali lagi kalap belanja makanan ini tidak boleh disalahkan ataupun dilarang sebab itu hak masyarakat toh uang yang digunakan uang dari hasil keringat mereka sendiri. Ditengah wabah corona banyak orang kehilangan mata pencaharian bisa memanfaatkan perilaku kalap belanja makanan ini untuk membuka usaha dagang makanan. Dengan memanfaatkan belanja online secara tidak langsung juga membantu para ojol mendapatkan order mengantar barang.

Walau kalap belanja makanan dibolehkan, akan tetapi dibutuhkan kalkulasi dan kesadaran oleh masyarakat tersbut.  Saya yakin minuman, kue dan makanan beraneka ragam untuk menu berbuka tidak habis dikonsumsi semuanya dan sering banyak terbuang percuma. Mengumpulkan minuman, kue dan makanan bakal berbuka seolah-olah akan enak dan dinkmati semuanya namun pada kenyataannya setelah minum es segar dan makan beberapa kue, tak ada hasarat lagi makan makanan yang tersaji beraneka ragam.

Saya katakan boleh kalap belanja makanan tapi jangan lupa berbagi, ditengah pandemi seperti saat ini tidak semua orang, tetangga, mampu untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. Untuk itulah daripada makanan terbuang sia-sia karena kalap belanja makanan sehingga menumpuk alangkah baiknya sebagian makanan, minuman dari hasil kalap belanja kita bagikan kepada sanak saudara, tetangga, orang-orang miskin yang tak mampu belanja aneka makanan agar sama-sama merasakan  makanan yang kita makan.

Itu saja monggo kalap belanja makanan dibulan ramadhan ini tapi jangan lupa untuk berbagi...ngunu wae...suwun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun