Awal mula tradisi ini sebenarnya tidak dilakukan menjelang puasa, tapi biasa digelar pada hari ke-25 Ramadan dengan harapan meraih lailatul qadar. Kegiatan tersebut banyak dilakukan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Untuk menyambut malam slawe, masyarakat setempat biasanya membuat kuliner kupat ketheg, yang dipercaya sebagai salah satu penganan warisan Kerajaan Giri Kedhaton bentukan Sunan Giri di Gresik.
Saat ini kegiatan malam slawe hampir ada diberbagai daerah di Jawa Timur, biasanya malam slawe atau malam ke 25 ramadan bertepatan pula dengan katam tadarus yang diadakan sejak mulai ramadan.
Dalam merayakan katam Taddarus tersebut diadakan makan bersama seluruh jamaah masjid, terkadang pula dibuat tumpeng nasi kuning lengkap dengan ayam panggang. Kebersamaan tercermin dalam acara ini. Tak peduli tua, muda, anak, dewasa, kaya miskin berbaur menyantap makanan yang disediakan.
Selain tujuan untuk menyambut malam 1000 bulan yang dikenal malam lailatul qadar, dimana pada malam itu terdapat satu malam yang sangat istimewa yang hanya dapat dijumpai dihari-hari ganjil diakhir ramadan.
Pada akhir ramdan ini pula dianjurkan banya sedekah, tak heran jikalau saat sore hari jalanan penuh hilir mudik warga untuk mengantarkan makanan kepada tetangga dan sanak family kegiatan ini dikenal dengan "weweh" yang artinya "memberi".
Namun pada hari-hari terakhir ini justeru jumlah jamaah sholat taraweh malah "maju" shaffnya yang mengindikasikan jumlah jamah berkurang dan tambah sedikit dibanding awal ramadan, ini dikarenakan masyarakat sibuk mempersiapkan diri dengan berbelanja berbagai macam kebutuhan untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1 syawal.
Padahal dihari-hari terakhir tersebut ada 1 malam yang ada hanya setiap tahun sekali yaitu malam 1000 bulan atau lailatul Qadar. Pada akhir ramadan ini pula disunnahkan untuk beri'tikaf dimasjid agar mendapatkan malam istimewa tersebut.
Karena masyarakat masih tergoda dengan budaya membeli baju baru, meja kursi baru agar kelihatan bagus saat hari raya Idul Fitri sehingga toko, mall, minimarket lebih ramai dibandingkan dengan masjid-masjid. Untuk itulah tradisi malam slawe diadakan untuk mengingatkan bahwa ada hari-hari istimewa dimalam slawe hingga pitulikur atau tanggal 25 hingga akhir ramadan yaitu Lailatul Qadar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI