Tak terasa Ramadhan 1440 Hijriyah yang bertepatan dengan tahun 2019 dimana cuaca mulai memasuki iklim kemarau dan juga cuaca politik juga panas karena pasca dilaksanakannya pemilu 2019 yang masih dalam proses penghitungan hingga penetapan oleh KPU tanggal 22 Mei nanti. Tujuan puasa Ramadhan adalah menjaga makan minum dari mulai subuh hingga maghrib. Bukan itu saja pada bulan Ramadhan juga dicegah segala perbuatan tercela baik lisan maupun perilaku fisik.
Waktu masih kecil tentu saja kita masih teringat dari ucapan guru agama kita saat mengajar bahwa setan pada bulan Ramadhan dibelenggu, diikat, dirantai dan lain-lain istilah menggambarkan setan dipenjara.
Seperti apa yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam hadist yang artinya :
"Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai."
(HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).
Tentu sewaktu masih kecil kita memahami setan adalah bentuk makhluk buruk rupa seperti genderuwo, pocong, kuntilanak dan lain-lain diikat sehingga tak ada setan sejenis itu bergentayangan hingga anak-anak berani dan suka cita bermain dimalam hari sehabis taraweh.
Hal yang berbeda setelah kita dewasa dan banyak sumber ilmu dari berbagai macam pengajaran dan informasi. Setan dibelenggu adalah segala perbuatan jelek yang dilarang ajaran agama yang muncul dari dalam diri kita karena penguasaan hawa nafsu, dengan puasa tersebut setan tersebut dibelenggu.
Bisa dikatakan bahwa setan-setan itu adalah nafsu negatif yang ada dalam diri kita, yang dirantai oleh kita sendiri karena kita sedang jalankan berpuasa dengan menjaga segala perbuatan dari mulai menjaga makan minum, berhubungan badan, amarah dan lain-lain.
Hoaxs, marah, pembohongan, provokasi yang kita dengar dan lihat selama proses pemilu 2019 saat ini adalah bentuk-bentuk perilaku setan yang tanpa kita sadari kita melakukan "setan politik" tersebut.
Dibulan ramadhan kesabaran kita diuji, sabar menahan rasa haus dan lapar, sabar menahan nafsu seksual, sabar menahan amarah, sabar menahan dari berkata kotor, caci maki dan lain sebagainya.
Para politikus yang sedang menanti keputusan resmi KPU tanggal 22 Mei nanti sebagaian besar beragama Islam tentu saja menjalankan ibadah puasa dibulan ramadan ini. Ujian kesabaran dari hasil pemilu 2019 benar-benar diterapkan Tuhan Yang Maha Esa dibulan ramadan tahun ini, apakah mereka lulus ujian atau terbelenggu oleh nafsu politik mereka.
Jika menjadi seorang muslim yang benar dan nawaitu berpuasa dibulan ramadan yang bertepatan dengan proses pemilu tahun ini maka para politikus dinegeri ini akan membelenggu "Setan Politik" yang bergentayangan sebelum memasuki ramadan.
Sehingga nanti saat putusan KPU yang masih dibulan puasa dapat diterima dengan hati lapang dada, kesabaran, keikhlasan menerima ketentuan Illahi perihal urusan duniawi tersebut.
Mungkin sudah takdir Illahi bulan puasa tahun ini bertepatan dengan proses pemilu 2019 dengan tujuan untuk menguji umatnya mana yang benar-benar cinta Illahi dan mana yang masih terbuai nafsu duniawi : jabatan, harta, tahta.
Semoga setan-setan politik selama ramadan ini dibelenggu agar agenda politik dinegeri tercinta ini happy ending menuju negeri yang gemah ripah loh jinawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H