Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pandang Ma'ruf Amin sebagai Cawapres bukan sebagai Ulama

10 Maret 2019   23:33 Diperbarui: 12 Maret 2019   21:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat ketiga Pilpres 2019 akan digelar pada Minggu 17/3/2019 dan menghadirkan sosok Cawapres Jokowi dan Prabowo Subianto yakni KH Maruf Amin dan Sandiaga Uno. Gelaran Debat Ketiga Pilpres 2019 menghadirkan kedua Cawapres Joko Widodo ( Jokowi ) dan Prabowo Subianto yakni KH Maruf Amin dan Sandiaga Uno.

Debat ketiga ini menentukan elekbilitas kedua pasangan capres cawapres kontestan 2019. Perbedaan usia antara KH.Ma'ruf Amin vs Sandiaga Uno cukup tajam. KH. Ma'ruf Amin mewakili generasi tua sedang Sandiaga Uno mewakili generasi muda.

Generasi Milenial akan lebih terlebih tertarik pada Sandiaga Uno jika dia benar-benar bisa memanfaatkan moment tersebut. Akan tetapi rasa sopan santun dan sungkan Sandiaga Uno pada KH. Ma'ruf Amin yang kebetulan seorang ulama, daya tarik Sandiaga Uno sebagai calon pemimpin milenial akan pudar.

Sebuah pilihan sulit bagi Sandi sebab antara berhadapan dengan seorang ulama sepuh dan seorang cawapres kompetitor. Kekawatiran pandangan publik terhadap perilaku Sandi saat debat dengan KH. Ma'ruf Amin memang sebuah dilema sebab selama ini publik belum bisa membedakan mana KH.Ma'ruf Amin sebagai ulama dan mana Ma'ruf Amin sebagai cawapres.

Kalau melihat kata-kata Ma'ruf Amin yang dimuat berbagai media masa semisal : Essemka akan diproduksi Oktober 2018, Mata Loe, Buta Tuli, dan lain-lain yang terkesan sarkas adalah perkataan beliau sebagai Cawapres bukan sebagai seorang ulama sebab ulama tidak akan berkata-kata semacam itu.

Harus ada keberanian yang cukup dari Sandiaga saat debat nanti dengan memandang Ma'ruf  Amin sebagai cawapres 2019 kompetitornya bukan lagi memandang KH.Ma'ruf Amin sebagai ulama. Hal yang sama juga musti dipahami oleh umat Islam dan pendukung KH. Ma'ruf Amin bahwa sejak pendeklarasian dan masa kampanye pilpres 2019 maka kedudukan KH. Ma'ruf Amin bukan sebagai ulama namun sebagai cawapres.

Dengan memilah pandangan tersebut maka akan timbul kedewasaan menanggapi ucapan Ma'ruf Amin yang dianggap kurang baik , begitu pula dengan kritikan tajam yang dilontarkan lawan politik kepada Ma'ruf Amin sebab yang mereka kritik adalah Ma'ruf Amin sebagai cawapres bukan KH.Ma'ruf Amin sebagai ulama. Sehingga tidak ada ekses hingga gerakan massa sebab apa yang dilakukan para kontestan saling serang adalah kompetisi para cawapres bukan serangan pada ulama.

Keberanian Sandi atas rasa sungkan pada Ma'ruf Amin sangat ditunggu kaum milenial dalam debat nanti. Sandiaga Uno harus melihat Ma'ruf Amin sebagai cawapres kompetitor bukan sebagai ulama. Dalam bahasa kerennya "Semasa kampanye pilpres 2019 KH.Ma'ruf Amin cuti sebagai ulama"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun