Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Demi Regenerasi Pemimpin 2024

22 Februari 2019   01:23 Diperbarui: 22 Februari 2019   02:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam menilai kedua capres dari hati dan kacamata saya secara pribadi saya katakan keduanya "kurang bagus". Saya berusaha obyektif menilai Jokowi dan Prabowo, Prabowo dapat saya nilai dari sepak terjangnya di masa lalu baik dalam geliatnya dikemilliteran hingga sebagai politikus walau informasi yang saya peroleh melalui media offlline maupun online saya beri nilai "kurang bagus".

Begitupula dengan Jokowi saya nilai sepakterjangnya dari mulai pemimpin Solo, Gub DKI hingga presiden RI saya nilai "kurang bagus", alasannya tak relevan kalau saya ungkap sebab penilaian tersebut bersifat pribadi untuk acuan memilih calon pemimpin ditahun 2019 di bilik suara.

Dengan "kurang bagus" kedua capres ada niat saya sangat untuk abstain, absen, puasa pilpres yang merupakan bentuk GOLPUT. Akan tetapi negeri ini butuh perubahan 180 derajat agar tidak ketinggalan dengan negara-negara lain didunia untuk itulah dibutuhkan pemimpin yang punya jiwa muda milineal sejati seiring semakin berkembang dan majunya zaman.

Sayang sekali karena kerakusan partai politik tak munculkan capres baru bukan itu-itu saja bahasa gaulnya capres jadul yang hanya dipoles seolah-olah milenial. Kenapa saya katakan kerakusan parpol? 

Jokowi lebih memilih KH Ma'ruf Amin daripada Mahfud MD adalah wujud tak ada niat regenerasi pemimpin. Padahal pilpres 2019 peluang untuk memunculkan sosok pemimpin baru untuk regenerasi pemimpin tahun 2024 dimana saat itu Jokowi tidak diperbolehkan undang-undang untuk nyapres lagi.

Dengan memilih KH Ma'ruf Amin maka tahun 2024 parpol pengusung Jokowi-KH Ma'ruf akan sibuk menampilkan capres-capres yang tidak dikenal dan belum teruji kepemimpinannya. Berbeda jika capres tahun 2024 terlebih dulu dikenalkan dan diuji kinerjanya sebagai wapres ditahun 2019. Sedangkan KH Ma'ruf Amin yang usianya, ma'af, sudah ujur tidak memungkinkan pemegang estafet RI1 pada tahun 2024.

Saya dukung Prabowo-Sandi bukan berarti saya "kampret" sebab pada alinea artikel di atas saya menilai Prabowo "kurang bagus". Akan tetapi, pilihan saya berdasarkan pemikiran jernih demi regenerasi tahun 2024. Kinerja Jokowi sudah terlihat publik seperti apa, yang pro Jokowi akan menilai "bagus" yang kontra menilai "tidak bagus" sebab penilain kedua kubu tersebut demi kepentingan.

Sementara Prabowo belum terlihat seperti apa kinerjanya sebagai presiden, untuk itulah saya dukung Prabowo pada pilpres 2019 dengan tujuan agar kinerja Prabowo terlihat kalau bagus ya, bagus kalau jelek ya jelek; agar rakyat tahu secara riil yang selama ini hanya terlihat pada jargon-jargon semata.

Ada sosok Sandiaga Uno, politikus baru dan muda gambaran politikus milenial riil bukan polesan ini salah satu alasan saya dukung Prabowo-Sandi. Dan juga, cawapres Sandiaga Uno adalah wujud regenerasi kepemimpinan yang bisa dijadikan partai politik dimasa mendatang agar mengusung capres-cawapres sebagai bentuk regenerasi dan penerus tongkat estafet kepemimpinan secara simultan di masa-masa mendatang.

Itulah sedikit opini alasan dan tujuan saya dari niat GOLPUT beralih dukung Prabowo- Sandi. Akhirnya saya hanya dapat berucap "Jangan Golput Demi Regenerasi Kepemimpinan NKRI".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun