Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berebut Sorban Kiai di Jawa Timur

30 Desember 2017   10:59 Diperbarui: 31 Desember 2017   13:43 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moment pilkada serentak tahun 2018, diantara proses demokrasi pemilihan pemimpin daerah di Indonesia, pemilihan gubernur Jawa Timur menarik untuk dilihat.

Seperti diketahui hingga saat ini dua pasangan telah mendeklarasikan diri akan maju sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Jawa timur 2018 mendatang. Kedua pasangan itu adalah Syaifullah Yusuf - Azwar Anas dan pasangan Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak.

PDIP yangpunya suara mumpuni di Jawa Timur tidak pede mengusung calon sendiri padahal ada kader potensial, semacam Bu Risma, Djarot, Pramono, dan lain-lain. Mungkin masih trauma dikarenakan setiap moment pilkada Jawa Timur beberapa tahun yang lalu selalu kalah, tak heran kalau sekarang cukup puas ajukan kadernya sebagai cawagub saja.

Jawa Timur adalah basisnya NU, dan ini wajar sebab pendiri NU ulama besar dari Jawa Timur pula. Suara NU amat berharga untuk memenangkan ajang pilgub jawa timur tersebut.

Yang menarik, Syaifullah adalah mantan Ketua Umum GP Ansor, organisasi kepemudaan NU. Azwar Anas sebelum menjadi bupati di Banyuwangi adalah anggota DPR RI dari PKB periode 2004-2009. Khofifah hingga saat ini masih menjabat Ketua PP Muslimat NU, sedangkan Emil adalah cucu KH Mochamad Dardak, salah satu ulama NU berpengaruh di Trenggalek.

Calon-calon tersebut orang-orang NU, benar apa yang dikatakan Mahfudz bahwa pemilihan Gubernur di Jawa Timur tidak akan ada isu SARA yang dimainkan sebab semua calon sama-sama NU, dan bukan dari etnis tertentu.

Yang ada di jawa Timur nanti adalah "Rebutan Sorban Kiyai" , para kiyai akan diuji bagaimana beliau-beliau ini bisa menempatkan antara kepentingan umat dan proses demokrasi. Beberapa waktu yang lalu ada rasa kekawatiran para kiyai NU akan terpecah, sehingga sempatnya salah satu pemimpin partai melarang sesama kader NU untuk maju.

Kedudukan Gus Iful sebagai Ketua GP Ansor tentulah akan berpengaruh pada pemilih muda NU, sama halnya dengan Khofifah sebagai ketua Muslimat NU juga akan berpengaruh pada pemilih wanita dikalangan NU.

Cawagub Anas diharapkan bisa merangkul kaum abangan, tak beda jauh dengan Emil Dardak juga demikian, namun sayang Anas dan Dardak, tidak dikenal dikawasan Gerbangkertosilo ataupun kawasan matraman.

Penentu kemenangan pilgub jawa timur adalah "Sorban para Kiyai" bagaimana piawianya cagub merangkul para kiyai untuk mendukung dirinya. Sebuah kenyataan Gus Iful vs Khofifah bertanding kembali setelah pada pilgub yang lalu juga pernah bertanding.

Kinerja Khofifah sebagai menteri merupakan point tersendiri, namun juga celah kelemahannya akan dijadikan sasaran tembak, sama halnya dengan Gus Iful jabatannya sebagai wagub mendampingi Soekarwo merupakan point tersendiri, namun juga celah untuk memojokkannya.

Siapa yang sukses merebut sorban kiyai diantara cagub tersebut ? kita lihat saja nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun