Dari kejahatan malam, apabila telah datang gelap gulita. Wahai Dzat yang telah menciptakan malam, akankah aku jalani semuanya ini tanpa setets pun cahaya yang bisa menuntun jalan hidupku ini menuju jalan-Mu? Dan apakah mugnkin sesuatu yang hitam akan menjadi putih secara sendirinya tanpa ada niat yang suci yang terlahir dari lubuk hatiku yang paling dalam? Ah, rasanya tak mngkin.
Kurenungkan sejenak betapa hitamnya hati budak-Mu ini Wahai Sesembahanku. Sampai kapan semuanya ini akan terus berjalan? Apakah sampai Izra'il menjemputku? Terkadang aku berfikir apakah aku bisa terbangun dari tidurku ini yang telah membawaku kepada satu mimpi yang putih. Laksana jubah.
Bukan pesimis yang aku mau, tapi optimis yang aku mau. Bukan pula fiktif yang aku harapkan akan tetapi fakta yang akuharapkan. Yang pasti aku masih berjalan pada telapak kakiku sendiri, bukan berpijak di atas telapak kaki orang lain. Karena kutahu yang kumau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H