Mohon tunggu...
Dian Fitriani
Dian Fitriani Mohon Tunggu... -

Menulis bagi saya adalah luapan pikiran dan perasaan yang dituangkan dalam sebuah catatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

StrengthFinder 2.0, Menemukan Kekuatan dalam Diri

17 Desember 2011   18:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dear Team,
Saya menyadari bahwa kita telah mencapai banyak keberhasilan akan tetapi masih banyak tantangan yang akan kita hadapi.
Sepanjang tahun ini, Saya menyaksikan keberhasilan dan Kelemahan oleh karena itu Saya melihat sesuatu yang menarik: "Kita tidak serta merta berhasil dan berkembang dari memperbaiki kelemahan kita, akan tetapi juga dengan membuat apa yang sudah baik menjadi lebih baik" Beberapa dari kalian diberkati dengan kemampuan yang sangat baik dalam mempengaruhi dan meluluhkan hati dan pikiran orang-orang,sedangkan yang lainnya berbakat dengan persistensi yang kuat untuk menangani  suatu perencanaan dengan detail , adapula yang mempunyai pemikiran yang luas dan analisa yang kuat.  beberapa dari kalian juga mempunyai kemampuan untuk menjaga dan mengurus tim, menjaga keseimbangan dan harmoni dan beberapa hal hebat lainnya. Yang menarik adalah dengan kualitas-kualitas tersebut anda dapat berhasil menyelesaikan pekerjaan bahkan lebih sukses daripada di daerah yang anda harus perbaiki. Team, Saya ingin berbagi sedikit pengalaman pribadi dalam  memanfaatkan kekuatan saya sendiri. Sebuah teori terkenal yang disebut StrengthsFinder, Menjadi perhatian dari atasan yang hebat di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya. Ia mendukung setiap orang dalam organisasi untuk membaca buku ini dan mengambil penilaian diri. Setelah itu saya coba untuk membaca buku tersebut , mengambil tes dan melakukan banyak perubahan yang positif. Buku ini adalah hadiah untuk kalian ... untuk menemukan apa yang mereka sebut sebagai "yang terbaik di dalam diri Anda". Silahkan baca buku, mengambil penilaian diri dan memberitahukan hasilnya kepada saya. Silahkan datang kepada saya untuk mendapatkan buku yang saya sediakan khusus untuk Anda. Selamat membaca dan  Anda akan segera melihat bagaimana hal ini dapat mengubah hidup Anda selamanya ..... Jakarta, 28 November 2011

Hi Kompasioner, Saya harap anda siap untuk membaca artikel yang sedikit panjang ini, sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kompasioner yang telah memberikan feedback kepada artikel perdana saya :) Apa yang Anda baca di atas adalah kutipan dari e-mail dari seorang atasan di kantor Saya, walaupun sering mengalami ups dan downs tapi saya merasa sangat beruntung berada di dalam tim yang cukup perhatian terhadap perkembangannya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini Saya akan sharing mengenai konten buku yang baru-baru ini menjadi perbincangan cukup hangat di antara anggota tim saya. StrenghtFinder 2.0 adalah karya peneliti dari Gallup, sebuah lembaga peneliti dunia yang mengumpulkan data lebih dari dua juta orang responden untuk menjelaskan tentang kekuatan manusia yang berbeda-beda dan bagaimana cara kita mengeksploitasi kekuatan diri kita. Strengths Finder secara harafiah berarti ‘Pencari Kekuatan’, artinya buku ini ditulis agar bisa membantu pembacanya untuk mencari kualitas-kualitas yang menjadi kekuatannya. Apakah buku ini bisa memenuhi tujuannya? Saya akan membiarkan Anda untuk menjawabnya sendiri, itupun kalau anda berkenan untuk membelinya.  Karena mendapatkannya secara gratis tentu saja Saya sangat senang. ( atasan membelikan 1 buku untuk setiap anak buah) Tanpa bermasuk untuk promosi, buku ini bisa Anda dapatkan di gerai buku berbahasa inggris misalnya toko buku Kinokuniya (harga Rp. 263.000. ) Ada ilustrasi menarik tentang Michael Jordan yang memiliki bakat atletik yang luar biasa dan diimbangi juga dengan kerja keras yang luar biasa. Hasilnya tidak diragukan, Michael menjelma menjadi salah satu pemain basket terbaik dunia sepanjang masa. Namun, satu ketika Michael mencoba untuk pensiun dari  dunia perbasketan untuk mencari peruntungan di olah-raga golf dan baseball, tapi apa hasilnya? biasa saja. Saya sempat sedikit skeptis dengan buku ini, kesannya kita bisa menutup mata terhadap apa-apa yang menjadi kelemahan kita tetapi apa yang dimaksud oleh si penulis sebenarnya sangat sederhana : yaitu Anda harus menggunakan bakat Anda di tempat yang sesuai, waktu yang sesuai dan dengan kerja keras agar Anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal. StrenghtFinder 2.0 menjelaskan 34 bakat dan setiap orang memiliki 5 bakat atau kekuatan yang dominan. Cara untuk mengetahui bakat/kekuatan kita adalah dengan mengisi tes online di website : strengtfinder.com. Syarat untuk bisa mengakses tesnya adalah dengan mengisi kode akses yang terdapat di bagian belakang buku.  Kode akses yang unik ini hanya bisa digunakan oleh 1 user / pembaca. Cerdas bukan? sebagai strategi penjualan, si penulis seolah mendorong orang-orang yang berminat untuk membeli buku dan tentu saja harus baru. Disinilah letak kecerdasannya karena bisa menghindarkan dari pembajakkan. Cara membaca buku ini bisa dengan 2 cara, yaitu dengan membaca bukunya terlebih dahulu, sebenarnya hanya 30 halaman pertama lalu mengisi tes atau mengisi tes baru membaca  yang seperti saya lakukan. Hasilnya akan berujung pada laporan hasil 5 kekuatan dominan yang kita milki. Menariknya, misalkan saya mempunyai 1 kekuatan dominan yang sama dengan rekan kerja akan tetapi bisa saja konten tema bakat/kekuatan itu berbeda walau masih dalam satu tema bakat/kekuatan. Report yang bisa diprint itu bisa menjadi acuan dalam memperdalam isi buku selanjutnya. Bagi saya buku ini berguna sekali terutama bagi newbie seperti saya yang masih mencari passion dan kecocokkan kerja , jadi andaikan tidak gratispun saya akan mempertimbangkan untuk membelinya. Lagipula pelajaran yang Saya dapatkan adalah selama ini kita selalu lebih dituntut untuk memperbaiki hal yang kurang kita kuasai ketimbang mengembangkan bakat atau kekuatan kita, contoh kecil sebelum saya menyelesaikan artikel ini, waktu masih sekolah saya merasa lebih dituntut untuk bisa lulus tes matematika dengan nilai tinggi ketimbang nilai inggris . tapi apa yang saya lakukan? saya mempelajari inggris dengan sangat fokus sehingga bisa mendapatkan nilai sempurna, walaupun tidak 100% meninggalkan matematika tetapi porsi belajar matematika tidak sebanyak inggris, toh walaupun cuma dapat nilai pas-pasan di matematika , nilai inggris saya sempurna (waktu itu loh hehehehe) dibanding jika harus fokus ke matematika yang naturalnya tidak saya kuasai malah akan membuat 2 subjek itu (inggris dan matematika) pas-pasan atau malah jeblok karena tidak fokus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun