Pernahkah kamu merasa ragu pada dirimu sendiri dan tidak yakin dengan kemampuanmu? Gak perlu ngacung, cukup jawab dalam hati saja. Karena saya yakin semua orang pernah mengalaminya.
Sayapun demikian. Ketika saya mencoba untuk ikut seleksi beasiswa S2 Universitas Indonesia (UI) di pertengahan tahun 2023 dan kemudian lolos, apakah dengan saya diterima beasiswa tersebut, lalu otomatis saya mampu dengan mudah dapat menjalaninya? Justru di minggu pertama semester awal, hati dan perasaan saya selalu dibayang-bayangi kekhawatiran dan keraguan akan kemampuan saya untuk menjalaninya.Â
Terlebih ketika di setiap perkenalan dengan dosen masing-masing mahasiswa diminta menyebutkan asal kampus S1-nya dulu. Di saat yang lain menyebutkan kampus-kampus yang mentereng, sekolah saya yang hanya berasal dari daerah, tidak terkenal dan masih akreditasi B, sedikit banyak membuat saya agak insecure.Â
"Yank, kira-kira mas mampu ga ya, menjalani kuliah S2 di UI ini?" Tanya saya kepada istri karena saking khawatir dan tidak percaya dirinya. Ibunya ketiga anak saya hanya menjawab dengan santai, "Kenapa enggak, mas kan pintar dan cepat belajar. Bismillah, jalani saja. Ade yakin mas bisa kok!" jawab istri memotivasi saya seperti biasanya.
Ternyata, dalam ilmu psikologi rasa khawatir dan ragu akan hal baru ini berkaitan erat dengan Teori Ketidakpastian dan Teori Zona Nyaman. Kedua teori ini mencerminkan aspek psikologis dalam respons individu terhadap ketidakpastian dan kenyamanan, memahami bagaimana manusia bereaksi terhadap tantangan dan perubahan dalam kehidupan mereka.Â
Itu sebabnya kenapa sebagian orang lebih memilih berada di zona nyaman. Karena dengan berada di zona itu, dia tak perlu bingung, pusing bahkan stres untuk menghadapi ketidakpastian. Padahal, dengan pengumpulan informasi, mencari kejelasan, atau mengambil langkah-langkah yang dapat memberikan prediksi yang lebih baik dapat mengatasi hal yang tak pasti.Â
Ketika saya memutuskan untuk terjun dan mampu melewati comfort zone itu, selangkah demi selangkah saya telah membuka potensi-potensi kapasitas baru. Alhamdulillah, hal itu terbukti dengan diselesaikannya masa kuliah di semester satu ini dengan baik dan lancar. Itu ditandai dari penilaian para dosen di setiap mata kuliah, mayoritas positif.
Semoga Allah senantiasa meridhoi. AamiinÂ
#bersihrasa
akaldanperilaku