Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Terima kasih Pahlawan Sportif

3 September 2018   06:51 Diperbarui: 3 September 2018   08:09 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari muter-muter jalan karena kurang tahu arah kawasan Jakarta, bermacet ria di jalan raya menuju Stadion Gelora Bung Karno (GBK), saking macetnya sampai tidak berani parkir dekat GBK dan ikut antri panjang hanya untuk beli tiket masuk arena GBK, itu semua kami (saya dan keluarga) alami saat mengunjungi Festival Asean Games 2018 sehari sebelum Closing Ceremony. Saya, Tri Utami (my beloved angel), Dafa dan Azka, Bapak dan Mamak (mertua) dan Azam (ponakan) jalan kaki dari area parkir Ratu Plaza menelusuri pedestrian menuju GBK. Meski agak jauh tapi wajah mereka sumringah. Mungkin ini bagian dari pengorbanan untuk sekadar menyaksikan megah dan ramainya suasana Asian Games dari dekat dengan mata kepala kami sendiri.

Tapi apalah arti pengorbanan kami itu bila dibandingkan dengan semua pengorbanan para penyelenggara Asian Games 2018, Pemerintah, TNI, POLRI, Panitia, Sukarelawan dan Atlet-atlet Indonesia.  Perjuangan mereka dalam menyukseskan perhelatan pesta terakbar di Benua Asia berhasil gemilang. Segudang prestasi selama penyelenggaraan telah ditorehkan bangsa kita, Indonesia. Bahkan sejarah-sejarah baru telah muncul mengejutkan sekaligus menakjubkan.  

Indonesia berhasil menjadi tuan rumah yang ramah untuk kali kedua sejak tahun 1962. Saat pembukaan, dua negara yang dalam beberapa dekade yang selalu bersitegang, Korea Selatan dan Korea Utara saat pawai opening ceremony berada dalam satu bendera Unifikasi Korea. Bahkan disaksikan oleh kedua duta besarnya sembari bergandengan tangan dan melambai pada para atletnya. Dan mereka pada tiga cabang olahraga ini, Kano, Dayung dan Basket Putri akan bahu membahu bekerjasama dan bersatupadu untuk meraih kemenangan. Begitu dalam lomba cabang dayung mereka menang, ada caption muncul, "Dalam olahraga mereka melupakan perbedaan, bahkan (melupakan) perang,". Haru enggak sih ngelihatnya! Betapa energi perdamaian dan persatuan dari olahraga memang tidak bisa diremehkan.

dokpri
dokpri
Drama patriotisme dari masing-masing atlet menyelimuti perlombaan. Tak ketinggalan atlet kebanggaan kita, salah satunya di cabang Bulu Tangkis. Bagaimana Anthony Ginting berjuang dan bekerja keras melawan pebulutangkis Cina, Shi Yuqi. Padahal sudah berhasil memasuki game point, tiba-tiba Ginting mengalami cedera kaki yang membuatnya sulit berjalan, namun dia tetap bertanding. Meski kalah, Ginting tetap dielu-elukan penonton dan mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat Indonesia atas perjuangannya melawan rasa sakit dan tetap bertanding untuk mengantarkan Indonesia menjadi juara.

Momen nan manis menghampiri kemenangan cabang olahraga Pencak Silat. Saat Presiden Jokowi dan Prabowo sebagai Ketua IPSI (Ikatan Pemcak Silat Indonesia) duduk berdampingan menyaksikan bagaimana Hanifan Yudani Kusumah bertanding dan menang mendapatkan medali emas. Tak disangka Hanifan berselebrasi membawa bendera Indonesia mendatangi kedua calon presiden tahun 2019 itu. Pertama Hanifan memeluk Prabowo, lalu Presiden Jokowi yang berdiri di samping kirinya juga dipeluk secara bersamaan. Seluruh penonton bertepuk tangan dan bergemuruh menyaksikan momen yang sangat langka itu, yang akhirnya menjadi viral seketika. Netizen dan masyarakat Indonesia yang selama ribut akibat politik, pun turut gembira. Momen itu seolah menjadi oase menyejukan.  

Belum lagi target Presiden Jokowi untuk merebut emas telah tercapai. Dari target 16 emas, kini Indonesia telah meraih 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu dan bahkan Indonesia menempati posisi ke empat dari 45 negara yang ikut berkompetisi. Ini adalah perolehan medali terbanyak sepanjang sejarah Indonesia mengikuti ajang pesta olahraga terbesar Se-Asia.

Sudah selayaknya para atlet kita yang telah berjuang untuk menjadi juara, mendapatkan medali baik perunggu, perak, emas ataupun yang belum dapat medali disebut sebagai Pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun