Ribuan sopir taksi konvensional menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah titik di ibu kota Jakarta, selasa (22/3/2016). Anarkis, mungkin itulah satu-satunya kata yang tempat untuk menggambarkan kejadian ini. Ironisnya, di antara sopir taksi pun ada saling ribut. Mereka yang saat itu tidak ikut berunjuk rasa, dipaksa untuk berhenti dan dimunta untuk tidak beroperasi.
Di sudut lain terjadi tawuran, namun kali ini bukan tawuran antara pelajar SMA seperti yang biasa kita lihat di berita, kali ini tawuran terjadi antara supir taksi konvensional dan ojek online. Ya, kejadiannya mirip sekali seperti tawuran SMA, saling melempar batu, saling ejek dll. Hal ini menyebabkan banyak kerugian dari kedua belah pihak.
Demo anarkis yang dilakukan oleh supir taksi membuat masyarakat tidak nyaman, sehingga muncul banyak kecaman dari masyarakat, bahkan public figure pun juga banyak yang mengecam perbuatan anarkis dari supir taksi konvensional tersebut.
Gubernur Jakarta Basuki Tjahya Purnama tidak tinggal diam dengan aksi tersebut beliau mengancam akan melakukan pencabutan izin usaha dari oknum demonstran di Jakarta jika supir taksi berbuat anarkis. Ahok menilai hal ini adalah kewajiban para pengusaha taksi untuk menjaga ketertiban. "Jadi demo ini direstui perusahaan taksi, direstui nih. Nah, kalau direstui, kamu sudah perintah enggak boleh anarkistis. Kalau anarkistis, ya tindak dong. Kalau kamu enggak mau tindak, saya juga akan main keras," ucap Ahok saat ditemui di kantor Gubernur DKI Jakarta, Rabu, 23 Maret 2017.Â
Sebenarnya wajar jika para supir taksi konvensional berdemo, karena memang banyak persyaratan dari taksi online yang tidak memenuhi standar untuk menjadi angkutan umum ( tidak berplat nomor kuning ) yang namun alangkah lebih baik jika demo yang dilakukan oleh supir taksi konvensional tersebut berjalan tertib, aman dan tidak memekan korban luka, sehingga tidak mengganggung aktifitas masyarakat yang lainnya dan semustinya perusahaan taksi konvensional juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat perkembangannya, sehingga perusahaan taksi konvensional tidak merasa di rugikan dengan adanya taksi yang berbasis online.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI