Iran Meluncurkan Ratusan Rudal Balistik dan Drone ke Wilayah Padat Penduduk Israel
Pada Sabtu (13/4/2024), Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal balistik dan drone ke wilayah padat penduduk Israel. Serangan ini menimbulkan kepanikan bagi pemerintah maupun masyarakat Israel.
Tindakan ini dinilai sebagai bentuk pembalasan atas tewasnya dua komandan militer Iran dan 10 orang lainnya akibat serangan yang dilakukan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah pada Senin (1/4/2024) lalu.
Respon Israel terhadap Serangan Iran
Israel cukup berhati-hati dalam menentukan langkah lanjutan untuk merespon serangan Iran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga berdiskusi dengan beberapa sekutunya mengenai tindakan yang harus diambil oleh Israel selanjutnya. Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan menghargai saran-saran dari sekutunya. Namun, ia juga menambahkan: “Kami akan mengambil keputusan sendiri. Israel akan melakukan apapun untuk mempertahankan diri.”
Pada Jumat dini hari (19/04/2024), terdengar sebuah ledakan besar di dekat bandara internasional, Kota Isfahan, Iran. Sebagai pihak yang berkonflik dengan Iran, Israel tidak memberikan komentar terkait serangan ini. Pihaknya tidak membenarkan atau membantah telah melakukan serangan. Namun, beberapa media mengatakan bahwa pihak Amerika Serikat mengkonfirmasi serangan tersebut dilakukan oleh Israel tetapi jenis rudal yang digunakan belum terkonfirmasi hingga saat ini.
Sedangkan, pihak Iran menilai bahwa ledakan tersebut bukanlah serangan yang signifikan sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Hingga saat ini, Iran belum menunjukkan tanda-tanda akan melakukan serangan balasan terhadap Israel.
Dinamika Hubungan Iran dan Israel
Iran dan Israel merupakan dua negara yang berada di Kawasan Timur Tengah. Sempat menjadi kawan, kedua negara ini kemudian menjadi lawan selama puluhan tahun. Hubungan antara Iran dan Israel mulai memburuk setelah Revolusi Islam Iran 1979. Revolusi ini berhasil menggulingkan Shah dan mendirikan Republik Islam Iran. Pemerintahaan baru Iran di bawah pimpinan Ayatollah Khomeini menentang imperialisme Amerika Serikat. Dengan demikian, Iran juga memutus hubungannya dengan Israel yang saat itu sudah menjadi sekutu Amerika Serikat. Selain itu. Iran juga menyatakan dukungannya kepada Palestina.
Hingga saat ini, Iran secara terang-terangan menyatakan komitmennya mendukung Palestina. Dalam forum-forum internasional, Iran juga aktif menyuarakan kritiknya terhadap tindakan Israel kepada Palestina. Namun, Iran tidak pernah melakukan serangan kepada Israel untuk membela Palestina.
Meskipun memiliki latar belakang hubungan seperti ini, konflik diantara keduanya hanya by proxy, artinya tidak pernah dilakukan serangan terbuka. Hingga akhirnya serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah dinilai memicu game changer yang mengantarkan kedua negara ini menuju serangan-serangan berikutnya.
Apakah Konflik Dua Negara Dinilai Memicu Perang Dunia Ketiga?
Jika dipahami secara dangkal, konflik antara dua negara di Kawasan Timur Tengah ini bukanlah ancaman bagi dunia internasional. Namun, para ahli dan pengamat politik serta media memprediksi bahwa aksi saling serang antara Iran dan Israel dapat memicu peristiwa yang lebih besar dalam sejarah perpolitikan dunia.
Israel dikenal sebagai negara dengan kekuatan politik yang kuat di kawasan Timur Tengah. Selain itu, penguasaan teknologi persenjataan yang dimiliki oleh Israel menyebabkan posisinya aman di kawasan. Namun, serangan Iran kepada Israel pada Jumat (13/04/2024) lalu menunjukkan bahwa Iran bisa menjadi lawan yang sepadan untuk Israel. Inovasi Iran dengan menggunakan drone sebagai senjata yang memiliki pergerakan fleksibel berhasil menyerang wilayah padat penduduk di Israel.
Iran maupun Israel merupakan dua negara berkekuatan besar dengan ideologi berbeda dan sama-sama memiliki sekutu yang kuat. Iran memiliki Rusia, China, dan Korea Utara sedangkan Israel memiliki Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Keberadaan dua kubu dengan power yang sama-sama kuat tentu menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik ini. Bahkan kekhawatiran meluas pada kemungkinan terjadinya perang dunia ketiga.
Hugh Lovatt, pengamat kebijakan di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa menyatakan bahwa kita tidak sedang menuju perang dunia ketiga. Meskipun ketegangan terjadi di beberapa kawasan seperti Rusia-Ukraina, Asia-Pasifik, dan Timur Tengah, semuanya tidak berkaitan satu sama lain. Namun, Lovatt juga menyatakan kekhawatirannya terkait risiko keterlibatan Inggris maupun Amerika Serikat dalam konflik Timur Tengah akan memicu kerusakan tatanan internasional.
Hasibullah Satrawi, Pengamat Politik Timur Tengah menyatakan bahwa serangan balik Israel ke Iran sudah didesain untuk tidak meledak secara sempurna. Hal ini dilakukan karena Israel mempertimbangkan batasan yang diberikan Amerika Serikat dan sekutu lainnya untuk tidak menambah eskalasi konflik agar tidak memicu perang kawasan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Israel dan sekutunya tidak menginginkan konflik ini meluas. Selain itu, respon Iran juga tidak menunjukkan akan ada serangan balik terhadap ledakan yang terjadi pada Jumat (19/04/2024) lalu. Jika dianalisis dari tindakan Iran dan Israel saat ini, mereka sama-sama tidak ingin menambah eskalasi konflik.
Saat ini, belum ada tanda-tanda signifikan yang menunjukkan bahwa perang ini akan meluas menjadi perang dunia ketiga. Namun, keberadaan kekuatan besar dibelakang Iran dan Israel tidak bisa dianggap remeh. Tindakan Amerika Serikat sebagai sekutu Israel kedepannya dinilai menjadi penentu arah konflik ini.
Mari berdiskusi!
Menurut Anda, akahkan konflik antara Iran dan Israel bisa memicu perang dunia ketiga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H