Googling, googling.........akhirnya dapat juga. 17 Mei diperingati sebagai hari Buku Nasional. Peringatan tersebut sudah dicanangkan sejak tahun1980 bertepatan dengan peresmian Perpustakaan Nasional di Jakarta. Tapi sayangnya bukan ini yang mau saya bahas.....hehehe...... Bukan karena saya tidak suka baca (saya sangat suka baca) tapi saya mau mengajak ente semua untuk mundur lagi kebelakang, tepatnya tahun 1949 pada tanggal yang sama.
Mungkin agak telat ya, soalnya sekarang sudah tanggal 26 (saya nulis ini). Tapi saya rasa tak salah juga, soalnya masih dalam bulan mei. Nah, sekarang apa kira-kira yang terjadi tanggal 17 Mei 1949??? Saya coba bertanya kepada beberapa anak muda di lingkungan saya mengenai hal ini, tapi gak ada yang ingat (entah tak ingat, entah tak tahu :D). Kalaupun ada yang  jawab, paling nyangkut sedikit...:D
Dah lah, daripada berpanjang lebar. Elok kiranya saya babarkan saja langsung. Tapi eits, karena pengetahuan saya masih seujung kuku maka datanglah saya menghatur sembah kepada si Tuan Kacamata Segala Tahu (senang pula menulis macam itu, seakan menjadi sastrawan kelas kakap) alias Mbah Google. Mbah satu ini memang lain daripada yang lain, apapun pertanyaan kita pasti dikasih jawaban. Meskipun kadang-kadang meleset :D.
Dan apa pula cakap si Mbah tadi, soalan tanggal yang saya pertanyakan. Tak banyak, ada 402.000 hasil (lesing lah cik......:D, macam mana pula tu). Tapi lebih banyak blog daripada situs berita atau situs-situs tentang sejarah Indonesia.
Jadi, apa hal ni becakap kesana kemari?? buat pula judul tulisan betanya hari apa......?? P***m*k dikau lah lan........:D
Iyalah tu, saya jelaskan saja langsung.......dari Wikipedia :
"Proklamasi Kalimantan 17 Mei 1949 adalah sebuah proklamasi yang menyatakan Kalimantan bagian yang tak terpisahkan dari Republik Indonesia sebagai reaksi atas Perjanjian Linggarjati yang menyatakan hanya Pulau Jawa yang merupakan wilayah Republik Indonesia."
Nah, dah jelas dah. Tanggal tersebut diperingati sebagai hari Proklamasi Kalimantan, tapi sayang tak banyak yang tahu. Bahkan pemuda Kalimantan sendiri jarang ada yang mengerti tentang sejarah tersebut. Mungkin karena hanya disebutkan sekelebat dalam buku-buku pelajaran bahkan dalam buku sejarah Indonesia sendiri.
Padahal Sang Pemimpin Besar Revolusi pernah berucap "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa Pahlawannya". Namun penjabaran sejarah di buku-buku teks sekolah jauh lebih banyak tentang sejarah-sejarah perjuangan di Pulau Jawa saja. Akibatnya para pemuda daerah (sebetulnya hendak menyebut saya sendiri, lantaran malu saya tulis macam itu :D) merasa minder alias macam tak punya muka ketika peringatan Hari Pahlawan, maklum dikarenakan merasa daerahnya tak ada Jasa ke Republik ini.
Hal ini pun berlanjut sampai sekarang, tiap ada pembahasan tentang Pahlawan musti yang dari Pulau jawa yang banyak pembahasannya. Cemburu?? Jelas saya cemburu, soalnya Indonesia tak hanya satu pulau itu. Saya tahu daerah lain pun macam itu, masing-masing daerah pasti punya hari bersejarah mereka sendiri. Dan ingin pula diperingati macam hari Pahlawan yang memperingati pertempuran Surabaya.
Tak perlulah sampai jadi libur nasional, namun diperingati saja sebagai suatu peringatan nasional sudah memberikan kepuasan yang sangat. Bahwa masing-masing daerah di Indonesia punya kontribusi ke Republik tercinta ini. Bahwa masing-masing daerah di Indonesia juga ikut berkorban jiwa raga untuk mempertahankan Republik. Bahwa masin-masing daerah juga adalah bagian tak terpisahkan dari republik ini.