Persoalan pendidikan di Indonesia yang masih jauh dari harapan sungguh menjadi salah satu pokok persoalan di bangsa ini. Upaya pemerintah untuk menetapkan standar yang sama bagi pengemban pendidikan di seluruh Indonesia tidak sama besar dengan kualitas pendidikan itu sendiri. Kondisi demikian dengan nyata terlihat pada sekolah-sekolah yang letaknya di pelosok-pelosok negeri. Berangkat dari fakta ini, lahirlah kelompok pemuda-pemudi yang bertekad menjadi sukarelawan dalam membenahi ketimpangan dalam dunia pendidikan tersebut.
Bermodal kepedulian dan hobi travelling, mereka yang tergabung dalam komunitas melawat ke daerah yang sulit dijangkau untuk berbagi ilmu dan kebahagian pada anak-anak di sekolah pedalaman.
Komunitas ini dibangun oleh pemuda putus sekolah. Yakni Jemi Ngadiono, seorang pemuda yang bertekad memajukan pendidikan di Indonesia. Jemi merupakan pendiri Komunitas 1000 Guru. Bertujuan untuk dapat memberikan pendidikan gratis di sekolah pedalaman. Hati Jemi mulai tergerak ketika Jemi melihat anak-anak yang tidak punya sepatu dan membutuhkan pertolongan, ditambah Jemi tidak mau orang lain merasakan putus sekolah seperti dia. Ya, Jemi sempat tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA karena keterbatasan biaya. Tekad sederhananya pergi ke daerah terpencil untuk memberikan edukasi, Jemi yang hanya lulusan SMP ini dapat mengembangkan komunitas kecil menjadi komunitas yang sangat besar.
Berawal dari mencoba membangun komunitas @1000_guru di media sosial Twitter, dengan harapan dapat membawa perubahan signifikan. Tak disangka, respon positif mulai berdatangan, sebanyak sekitar 20.000 memfollow akun twitter @1000_guru dalam waktu setahun. Banyak dari follower akun tersebut menanyakan kepada Jemi “Bagaimana caranya untuk mengajar anak-anak di daerah pedalaman bareng aku?”. Dari situlah Jemi menemukan ide untuk membuat kegiatan ‘Traveling and Teaching’ (T&T).
Kegiatan tersebut adalah kegiatan mengajar sambil menikmati alam sekitar. Saat ini komunitas 1000 Guru regional telah tersebar di 14 kota Indonesia. Komunitas 1000 Guru juga telah memberikan beasiswa Guru pedalaman kepada 4 orang guru Pedalaman, salah satunya Asnat Bell yang hanya digaji sebesar 50.000 per bulan.
Apa yang dilakukan oleh Jemi Ngadiono sangatlah menginspirasi banyak orang dan dapat merubah sedikit demi sedikit pendidikan di indonesia. Jemi memang tidak memiliki latar belakang seorang guru, tetapi memiliki niat tulus dan tekad kuat untuk memajukan bangsa.
Menurut saya, kita sebenarnya jangan hanya mengandalkan dan menunggu pemerintah untuk memperbaiki ketimpangan pendidikan, kalau memang ada suatu hal yang bisa kita perbuat, lakukanlah. Sesungguhnya kita juga mampu dan bisa, misalnya saja anda bisa menyumbangkan buku-buku dan baju baju ke panti asuhan. Percayalah, pemberian anda itu pasti akan sangat berarti untuk mereka. Hal kecil yang anda lakukan sangat berarti untuk mereka.
Source - sumber ilustrasi:http://nasional.sindonews.com/read/979538/149/traveling-sambil-mengajar-1426908505
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H