senyummu lembut juga. tapi kenapa kau makin misterius?
aku jadi terpaku. harusnya kuabaikan. apa pentingnya buatku senyum itu? juga apa pentingnya perasaan ganjilku ini?
tapi, inilah salahmu. kau harus tanggungjawab. kau, yang diam-diam menyeretku dalam misteri hadirmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!