Mohon tunggu...
Muhammad Miftahul Fikri
Muhammad Miftahul Fikri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa 1

Saya sekarang sedang menjalankan kuliah S1 di Universitas Negri Islam Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan dan Kritik Selama Masa Kepemimpinan Megawati sebagai Presiden Indosesia

11 September 2024   04:55 Diperbarui: 11 September 2024   05:35 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu kritik yang paling menonjol terhadap Megawati adalah terkait gaya kepemimpinannya yang dinilai pasif dan kurang responsif terhadap krisis. Banyak pengamat politik menggambarkan Megawati sebagai sosok yang cenderung enggan berbicara atau tampil di depan publik pada saat-saat genting, sehingga memunculkan persepsi bahwa ia tidak cukup kuat sebagai pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa saat itu.

Megawati juga dianggap terlalu bergantung pada lingkaran dekatnya, yang terdiri dari keluarga dan kolega politik, dalam pengambilan keputusan penting. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait adanya nepotisme dan kurangnya keterbukaan dalam pengambilan kebijakan negara.

Hubungan dengan Militer

Hubungan Megawati dengan militer juga menjadi sorotan selama ia menjabat sebagai presiden. Beberapa pihak mengkritik kedekatan Megawati dengan kalangan militer, yang dinilai menghidupkan kembali kekuatan militer dalam politik Indonesia pasca-reformasi. Pada masa pemerintahan Megawati, terjadi beberapa momen di mana militer dianggap memiliki pengaruh yang lebih besar dalam kebijakan-kebijakan strategis negara, terutama terkait keamanan dan penanganan konflik di daerah.

Kritik terhadap kepemimpinan Megawati Soekarnoputri selama menjabat sebagai Presiden Indonesia didasarkan pada berbagai aspek, mulai dari kebijakan ekonomi, gaya kepemimpinan, hingga respons terhadap masalah sosial dan politik. Meski diakui sebagai pemimpin yang berusaha membawa stabilitas pasca-krisis, kebijakan-kebijakan yang diambil Megawati sering kali dianggap tidak cukup progresif dalam menangani tantangan besar yang dihadapi Indonesia pada masa itu. Gaya kepemimpinannya yang lebih pasif juga memunculkan pertanyaan tentang efektivitasnya sebagai kepala negara di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Meski demikian, peran Megawati dalam sejarah politik Indonesia tidak dapat diabaikan. Sebagai salah satu tokoh perempuan yang memegang jabatan tertinggi di negara ini, ia telah membuka jalan bagi lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi dalam politik, meski kepemimpinannya tetap menjadi subjek perdebatan hingga hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun