[caption id="attachment_338026" align="aligncenter" width="350" caption="Waduk Selorejo"][/caption]
Bulan puasa jelang hari raya tahun lalu saya habiskan di kota Malang yang sejuk. Karena saat itu musim kemarau, jika jelang petang cuaca cukup dingin. Sambil menunggu buka puasa kami lewatkan berdua dengan touring menuju daerah yang tidak jauh dari kota Malang, yaitu Lawang untuk menengok Kebun Teh dan Waduk Selorejo yang ada di Ngantang. Ngabuburit ini menyenangkan, selain membersihkan paru-paru kami juga mendapat suguhan panorama yang memanjakan mata.
Kami meminjam motor saudara yang berupa motor bebek. Tujuan pertama kami yaitu Kebun Teh Lawang yang bisa ditempuh sekitar 1-1,5 jam dari pusat kota Malang.
[caption id="attachment_338027" align="aligncenter" width="250" caption="Menuju Kebun Teh"]
Selepas Ashar kami berdua berangkat dengan saya sebagai pengemudi. Kami mengenakan jaket karena hawa mulai dingin. Dengan pasangan sebagai penunjuk jalan, kami keluar dari kota Malang menuju Barat. Selepas Singosari, kami memasuki Kabupaten Lawang. Sampailah kami di pasar Lawang. Kebun Teh tersebut berada di belakang pasar Lawang menuju ke puncak.
[caption id="attachment_338029" align="aligncenter" width="263" caption="Jalanan Menuju Kebun Teh Lawang"]
Jalanan mulai bergelombang dengan jalanan tidak terlalu lebar. Semakin ke atas hawa semakin sejuk. Kami melewati perkampungan, sawah, dan tibalah kami di gerbang Kebun Teh Lawang. Saat itu Kebun Teh nampak lengang dan dalam beberapa waktu ke depan akan tutup. Kami mengurungkan niat untuk masuk ke Kebun Teh, melainkan kembali ke rumah dan tiba beberapa saat menjelang adzan tanda waktu berbuka.
[caption id="attachment_338030" align="aligncenter" width="297" caption="Gerbang Kebun Teh Lawang"]
Menuju Waduk Selorejo
[caption id="attachment_338032" align="aligncenter" width="263" caption="Menuju Waduk Selorejo"]
Keesokan harinya kami bersiap menuju Waduk Selorejo. Bendungan Selorejo adalah waduk buatan yang berada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, sekitar 2-2,5 jam ditempuh dari pusat kota Malang. Karena jarak tempuhnya cukup jauh, kami pun berangkat sekitar pukul 13.00. Saya mengenakan jaket kulit untuk menahan hawa dingin, sedangkan pasangan mengenakan jaket parasit yang cukup tebal.
[caption id="attachment_338038" align="aligncenter" width="300" caption="Monumen Apel Batu"]
Lagi-lagi kami meminjam motor bebek saudara untuk melakukan perjalanan ini. Saya jadi kangen dengan motor pulsar saya. Wah kayaknya pasti seru melakukan perjalanan jarak jauh dengan bajaj pulsar dan pastinya jauh lebih bertenaga dibandingkan menggeber motor bebek.
Ada banyak cerita tentang waduk Selorejo. Selain banyak dijadikan tujuan bagi para pemancing, di sini juga ada lapangan golf, atau juga bisa menyewa perahu untuk keliling bendungan, juga ada jembatang goyang.
Kami mengisi penuh bensin dan mulai mengarahkan motor ke arah Dinoyo. Tidak sampai satu jam kami telah disambut monumen apel yang terpajang di Alun-alun Kota Batu. Kami menuju Pujon yang berkelok-kelok. Tiba-tiba turun hujan lokal yang cepat reda. Mulai dari sini hawa semakin dingin.
Pemandangan menuju Ngantang cukup menakjubkan. Jalanannya memang cukup curam, berkelok-kelok dan banyak dilalui truk dan bus Kediri ataupun bus lintas provinsi. Di sana-sini nampak sungai yang mengalir dengan latar belakang pegunungan. Hawa terasa begitu segar.
Dua jam lebih kami berkendara akhirnya tibalah kami di Selorejo. Setelah membayar tiket masuk kami pun menuju danau buatan ini. Tidak banyak pengunjung, umumnya pengunjung adalah pemancing dari para warga sekitar.
[caption id="attachment_338039" align="aligncenter" width="350" caption="Waduk Selorejo yang Damai"]
Tukang perahu berkali-kali menawarkan jasa untuk mengantar berkeliling, namun kami hanya ingin menikmati suasana. Karena bulan puasa, para penjual makanan dan penjual ikan air tawar nampak tutup. Tapi ada beberapa anak yang membuat suasana damai ini terganggu dengan main petasan.
Selorejo memang indah. Terasa damai memandang waduk buatan yang luas ini. Pegunungan yang membujur di kejauhan mempercantik panorama. Dan kemudian terlihat perahu-perahu para penangkap ikan. Mereka dengan tekun menangkap ikan air tawar dengan peralatan tradisionalnya. Ikan yang didapatkan adalah jenis mujair dan ikan nila serta ikan tawar lainnya.
Setelah puas memandangi danau, kami mengintip jembatan goyang dan lapangan golf yang hijau. Karena sudah cukup sore kami pun bersiap kembali ke kota Malang.
Menuju ke pusat kota Malang, langit mulai mendung dan kabut mulai turun. Saat di Pujon, cuaca sangat dingin hingga saya menggigil kedinginan. Baru setelah melewati Pujon dan berada di Batu hawa mulai sedikit hangat. Brrr cuaca kemarau di kota Malang dan sekitarnya memang kurang bersahabat bagi saya yang terbiasa dengan hawa panas Jakarta. Kami tiba di Malang saat bedug berkumandang. Hawa dingin ini kami libas dengan menyesap kuah bakso yang gurih dan nikmat. Hemmmmm.
[caption id="attachment_338040" align="aligncenter" width="263" caption="Jalanan Ke Selorejo"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H