[caption caption="Candi Sumberawan yang Sejuk "][/caption]
Sejak menikah saya jadi termasuk sering ke kota Malang, kampung halaman istri. Berdua kami gemar ubek-ubek tempat wisata yang mengandung nilai historis. Kota ini memang kaya peninggalan bersejarah dari Kerajaan Kanjuruhan dan Kerajaan Singosari. Namun jejak Singosarilah yang terbanyak dan mudah disusuri.
[caption caption="Candi Jago yang Memiliki Teras Berundak dan Gapura"]
Istri menunjuk Candi Jago untuk dikunjungi. Candi ini terletak di Tumpang, tak jauh dari bandara Abdurahman Saleh. Ketika tiba di lokasi kami sempat ragu kok candinya sepi dan rupanya berdampingan dengan rumah warga.
Candi Jago merupakan candi untuk menghormati Raja Wisnuwardana, Raja Singosari, ayah dari Raja Kertanegara. Candi ini merupakan candi Hindu seperti candi-candi yang umum ditemukan di Malang dan sekitarnya. Candi ini memiliki tangga atau teras berundak dan semacam gapura di bagian atas. Sayang bagian atas candinya sudah tidak utuh.
[caption caption="Candi Singosari yang Terbesar di Malang"]
Setelah Candi Jago, beberapa waktu kemudian kami berkunjung ke Candi Singosari. Kompleks candi ini luas dan ukuran candinya terbesar di Malang. Candi ini ramping dan nampak anggun.
Tak jauh dari Candi Singosari terdapat arca raksasa berukuran besar. Ada dua di samping kanan kiri jalan seolah menjaga pintu masuk. Kata istri arca itu disebut dwarapala yang merupakan penjaga tempat sakral. Kalau orang sini menyebutnya reco pentung. Ada dua buto sebagai penjaga, mungkin yang dijaga adalah Candi Singosari yang merupakan petilasan Raja Kertanegara. Kalau malam lewat sini angker apa tidak ya?
[caption caption="Reco Pentung Penjaga Tempat Sakral"]
Sekitar enam kilometer dari Candi Singosari, kami menuju satu-satunya candi Buddha di Malang. Candi itu bernama Candi Sumberawan terletak di desa Toyomerto.
[caption caption="Sawah Menghampar Menyejukkan Mata"]
Â