A Daydidaulat menjadi film pembuka KIFF (Korea Indonesia Film Festival) yang berlangsung hingga Minggu malam ini (17/9) di empat kota. Kalau jadi film pembuka tentu film ini dianggap menarik. Apa ya yang bikin film tentang perulangan hari ini menjadi istimewa?
Empatbelas film tayang di ajang tahunan ini. Tiga wakil tuan rumah yaitu Kartini, Bukaan 8, dan Sweet 20. Kartini merupakan film yang menunjukkan kondisi perempuan Indonesia masa lalu. Bukaan 8menyiratkan kondisi anak muda masa sekarang yang sangat terkoneksi dengan media sosial, apa-apa dibuat status dan divideokan. Sedangkan Sweet 20 merupakan perekat hubungan Indonesia dan Korea Selatan karena film yang dibintangi Morgan Oey dan Tatjana Saphira ini merupakan adaptasi dari film Korsel sukses berjudul Miss Granny.
Sebelas film lainnya adalah film Korsel. Tapi tidak semuanya film gres, ada beberapa yang telah tayang di sini. Dari deretan judul tersebut yang pernah kutonton adalah The Admiral: Roaring Current, The Battleship Island dan Operation Chromite. Ketiganya film berlatar sejarah, karena memang saya "doyan" film yang berlatar belakang sejarah militer seperti Perang Dunia II , Perang Korea, maupun konflik Korsel Korut yang kerap terjadi pasca gencatan senjata yang mengakhiri (sementara) Perang Korea di tahun 1953.
Dari segi cerita, special effect dan akting pemainnya juga kerenlah. Coba kalau film Indonesia diperbanyak film sejarah kolosalnya seperti film Soerabaia 45 garapan Imam Tantowi. Jaman dulu film ini bagus banget. Kalau yang agak baru itu Trilogi Merdeka dimana ketiga-tiganya juga kutonton di bioskop bareng istri.
Film pembuka,A Day, Â ini tidak ada sangkut-pautnya dengan latar sejarah. Filmnya lebih ke drama keluarga dengan bumbu thriller. Kisahnya tentang seorang dokter bedah terkenal yang menjadi kebanggaan warga Korsel tapi ternyata bukan ayah yang baik bagi putrinya. Mengapa begitu Yaah...karena terkesan lebih mementingkan karier kedokterannya dengan menerima pinangan PBB menjadi dokter yang ditugaskan di daerah konflik dan bencana dan "sehingga" kerap meninggalkan putri semata wayangnya di rumah.
Namun..siapa sangka justru hari itu ia melakukan tindakan yang salah. Rupanya sopir taksi yang ditolongnya itu adalah orang yang menyebabkan kematian putrinya. Taksi itu menabrak putrinya sebelum kemudian mobilnya ringsek. Ia pun tak bisa berkata-kata dan merasa lunglai penuh dengan penyesalan.
Waktu kemudian berputar kembali ke sebelum kejadian. Banyak kejadian yang mirip sehingga Kim merasa yang diketahuinya sebelumnya bukan mimpi. Ia bergegas berupaya dengan segala macam cara, namun tetap saja selalu terlambat untuk menyelamatkan putrinya.
Dari perulangan tersebut akhirnya ia mendapat info menakutkan. Putrinya ternyata korban pembunuhan, bukan korban kecelakaan. Si sopir taksi memang berniat melenyapkannya. Atas dasar apa? Belum lengkap kepingan misterinya, ada tambahan misteri lagi, ada petugas ambulans bernama Lee Min-Chul, yang juga bernasib sama, mengalami hari berulang. Keduanya pun kemudian bekerja sama memecahkan misteri.
Lihat pemeran utamanya, Kim Myung-Min sebagai dokter Kim, aku jadi teringat akan Jackie Chan. Wajahnya begitu mirip, versi mudanya deh. Di sini yang paling disorot adalah dokter ini karena ialah yang dianggap memicu kejadian aneh ini.