Mohon tunggu...
opi novianto
opi novianto Mohon Tunggu... Lainnya - suka dunia militer

Suka otomotif dan dunia militer

Selanjutnya

Tutup

Money

Tol Cikopo Palimanan: Bagian “ Building The Infrastructure Building The Nation”

11 Juli 2015   23:28 Diperbarui: 11 Juli 2015   23:28 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mobil Baru Memasuki Gerbang Tol Cikopo"][/caption]

Sudah hampir satu bulan terakhir ini tol Cikopo-Palimanan sedang hangat-hangatnya menjadi headline ulasan di media massa baik media cetak maupun elektronik, juga menjadi gosip hangat yang diperbincangkan khalayak ramai. Tol yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015 ini tak pelak menjadi topik utama, mengingat fungsinya yang strategis sebagai alternatif jalur mudik bagi pemudik yang dulu setia menempuh rute mudik jalur pantura via tol Jakarta-Cikampek dan lanjut menyusuri jalan negara non tol via Subang, Indramayu sampai dengan bersambung lagi di tol Palimanan, Cirebon.

Beban jalur pantura yang sangat padat pada musim arus mudik dan arus balik Lebaran ditambah beban/tonase kendaraan khususnya truk yang seringkali melebihi batas muatan, menyebabkan setiap tahunnya selalu ada proyek perbaikan jalan sehingga menyebabkan “wajah” jalur Pantura menjadi bopeng dan penuh tambal sulam. Belum lagi ditambah oleh merebaknya pasar tumpah di sepanjang jalur yang dilalui mulai Sukamandi hingga Indramayu. Untuk memperlancar arus arus mudik, biasanya pihak POLRI dan DLLAJR memecah beban dan mengarahkan pemudik via jalur tengah, via Sadang Kalijati, Subang. Cikamurang dan tembus di Patrol Indramayu untuk kemudian meneruskan perjalanan ke arah Jawa Tengah.

Kondisi ini bukannya tidak disadari oleh pemangku kebijakan dalam hal ini khususnya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), namun apa daya proses pembuatan jalan tol alternatif yang menghubungkan exit tol Cikampek di Cikopo menuju jalan tol selanjutnya di Palimanan-Kanci kerap kali tersandung oleh masalah pembebasan lahan warga terdampak yang berlarut-larut. Akhirnya meskipun, niatan ini sudah timbul dari pertengahan tahun 1990-an namun secara efektif prosesnya baru bisa dimulai sekitar tahun 2006. Sedangkan pembangunan jalan tol secara fisik hanya berlangsung selama 28 bulan hingga akhirnya tol Cikopo-Palimanan diresmikan lebih cepat dari pada target waktu yang ditentukan.

Tol Cipali memiliki panjang 116,75 km dan 99 jembatan yang terdiri atas 70 underbridge dan 29 upperbridge. Tol ini juga memiliki tujuh simpang susun yang melintasi lima kabupaten yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon. Menurut data KemenPUPR jalan tol ini akan memintas jarak tempuh sekitar 40 km dari yang semula 156 km menjadi hanya 116 km dan menghemat waktu tempuh selama dua jam dengan kebutuhan investasi sebesar Rp 12,56 triliun.

 

Jalan Tol sebagai Infrastruktur Utama

Selain menjadi sarana sesuai peruntukannya, jalan tol sebagai infrastruktur juga turut memacu pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Pembukaan jalan tol akan otomatis memperlancar arus lalu lintas barang (pengiriman BBM, hasil bumi, sembako) lalu lintas aktivitas manusia, kegiatan perdagangan dan investasi lainnya semisal rest area, SPBU dan properti.

Tol Cipali dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yaitu konsorsium yang dipimpin PT Lintas Marga Sedaya (LMS), yang kepemilikan sahamnya dipegang oleh beberapa perusahaan, antara lain investor Malaysia, PT PLUS Expressways Berhard dengan porsi kepemilikan sebesar 55% dan sisanya dimiliki oleh PT Baskhara Utama Sedaya sebesar 45%.

Perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) untuk ruas ini telah ditandatangani pada 21 Juli 2006 dan telah mengalami perubahan atau amandemen pada 27 Oktober 2011. Tol ini ditargetkan bisa beroperasi Juni 2015, atau jelang musim mudik Lebaran 2015 dengan masa konsesi selama 35 tahun. Tol Cipali menjadi bagian dari tol Trans Jawa yang rencananya menghubungkan Merak sampai dengan Banyuwangi via jalan tol. Saat ini ruas Pejagan-Pemalang, Pemalang-Kendal dan Kendal Semarang masih dalam proses, sementara dari ruas Semarang-Solo, baru ruas Semarang-Bawen yang telah beroperasi.

Pada masa pemerintahan Jokowi ditargetkan pembangunan 452 kilometer ruas jalan tol baru di Jawa dan 1000 km untuk total di Indonesia. Sampai dengan saat ini panjang ruas jalan tol di Indonesia baru mencapai 820,23 km. Grafik berikut menunjukkan perkembangan pembangunan jalan tol mulai dari tahun 1978 hingga tahun 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun