Kisah Cintaku Epsode 1
Assalamualaikum War….Wab…..
Selamat Malam.
Perkenalkan
Nama Saya : Nasrul Hidayat
Tempat Tanggal Lahir : Sumbawa. 08 Juni 1986
saya saat ini bekerja sebagai Operator Komputer di sebuah sekolah negeri
di kampungku
Dinginnya malam telah membantuku untuk mengingat kembali kisah lalu. Kumulai kisah SMAku denganmu. Tepatnya kelas Satu SMA sederajat aku berumur 17 tahun waktu itu,. Ketika istirahat sekolah tidak sengaja aku berpapasan dengan seorang gadis berambut ikal dan memiliki senyuman yang manis serta kulit yang kuning langsat “ YANTI” namanya ternyata dari berpapasan itu telah timbul rasa penasaran dihatinya sehingga keesokan harinya pada waktu istirahat tiba-tiba salah satu dari teman saya yang bernama “SUGITO MARTONO” biasa dipanggil thones memanggilku dan berbisik kepadaku bahwa ada seorang wanita yang sedang menungguku di lapangan tenis… ternyata gadis itu adalah gadis yang berpapasan denganku kemaren, ternyata dia sudah 5 menit menungguhku di sana, akupun menemuinya dengan tubuh yang gemetaran karena saat itu aku belum biasa dengan seorang perempuan apalagi duduk berduaan, tanpa basa basi diapun menyodorkan tangannya untuk berkenalan, akhirnya terjadilah perkenalan antara “Asrul dan Yanti” kamipun sangat akrab saat itu hinga pada suatu saat kira-kira sudah 2 bulan kami menjalin hubungan dia mulai memperlihatkan sikap yang tidak aku sukai yaitu Keara yang lebih intim, dia mulai mencium pipiku dan memelukku dan pada saat itu juga aku putuskan dia, karena ku anggap dia bukan wanita yang cocok untukku. Setelah semua teman-temanku tau kalau aku sudah putus dengan Supianti, banyak perempuan yang mengirim salam lewat temanku yang namanya Thones dan Roni tapi aku mengabaikan salam itu karena aku tidak suka kalau perempuan yang mulai lebih dulu, aku mengambil kesimpulan menyibukkan diriku dengan belajar dan bermain basket serta mengikuti kegiatan Sispala pada soreh harinya. Itulah kisahku selama 6 bulan di SMA Negeri Di Kotaku, tentunya tidak sampai disini saja kisah perjalan hidupku dan kisah cinta ku, kali ini akan ku lanjutkan kisah yang teramat sedih kalau ingat saat ini “YUNI” namanya seorang perempuan yang sangat tulus dan menerimaku apa adanya walaupun kami berbeda kelas, dia kakak kelasku yaitu kelas 2A sedangkan aku kelas 1A, oke langsung saja ya sobat ku mulai ceritaku, singkat waktu tibahlah kami melakukan pembayaran Iuran OSIS kalau aku tidak salah waktu itu hari senin selesai upacara bendera aku pergi membayarkan iuran OSIS kepada Kakak kelasku yang kebetulan menjabat sebagai Ketua OSIS waktu itu aku pergi bersama temanku “Sugito Martono” sesampainya kami depan kelas 8a tempat membayarkan iuran OSIS tersebut di dalam kelas tersebut hanya ada dua orang perempuan yang salah satunya memegang buku dan ballpoint, tanpa ragu akupun masuk ke kelas tersebut tapi temanku Thones tidak ikut masuk dia menungguku diluar kelas, akupun menyapa kakak kelas ku tersebut “mau bayar uang osis kak kataku” salah satu dari mereka meledekku “ohh uang OSIS to” katanya . . . . ya uang OSIS kak, hatiku mulai mengerutu karena diledek terus, akupun menyerahkan uangku yang aku lupa jumlahnya tetapi uang itu menyisahkan kembalian Rp.500,- yang akan ku pakai buat bayar angkot nanti pulang sekolah, silahkan sebut nama dan kelasnya akupun menyebut namaku “ Nasrul Hidayat Kelas 1A tetapi anehnya dia mengulurkan tangannya sambil menggenggam tanganku dan menyebutkan namanya “WAHYUNI” biasa dipanggil “YUNI” bukannya dicatat dibuku malahan diajak kenalan, setelah selesai melakukan pembayaran akupun memberanikan diri untuk meminta kembalianku yang berjumlah Rp.500,- tetapi dia enggan memberikannya akupun sempat memintah belas kasih disitu karena uang tersebut buat ku pakai untuk ongkos angkot pulang sekolah, tetapi dia tetap enggan memberikannya, amarahku terpancing saat itu aku mulai membentaknya diapun mau memberikan uang kembalian tersebut akan tetapi disuru ambil sendiri dikantong bajunya tetapi aku gak mungkin bias mengambil disitu karena disitu adalah area terlarang seorang wanita aku takut salah sentuh, akhirnya aku putuskan meninggalkan kelas tersebut dengan sangat kesal sekali, aku memilih untuk diam di kelas sambal menunggu bel berbunyi tanda pelajaran selanjutnya dimulai, setelah 5 menit kemudian belpun berbunyi dan kami menerima pelajaran sebagaimana biasanya tetapi aku mulai tidak focus dengan belajar karena kefikiran cara untuk balik ke kos, uang Rp.500 saat itu sangat berharga bagiku yang keadaan orang tua yang kurang mampu dan seorang anak yang hidup sendiri di kos-kosan, bel berbunyi bahwa istirahat kedua dimulai teman-temanku keluar semua untuk istirahat tetapi aku masih merenung sendiri dalam kelas, selang 10 menit lamanya masuklah temanku Thones dengan tergesa-gesa dan napas yang tersengal sengal sambil menunjukan secarik kertas yang katanya didapatkan dari kakak kelas yang bernama “YUNI” katanya setelah kertas itu diberikan kepadaku kawanku itupun keluar dari kelas dan tinggal aku sendiri dalam kelas akupun mulai membuka kertas tersebut ternyata isi surat tersebut permohonan maaf sekaligus menyatakan perasaannya kepadaku bahwa selama ini dia selalu memperhatikanku dari hari ke hari entah kenapa pas saat itu aku merasakan hal yang sama terhadapnya, akhirnya akupun membalas surat tersebut bahwa aku juga merasakan hal yang sama terhadapnya, tak cuman itu yang iku tuliskan sebagai balasan surat tersebut aku juga menceritakan tentang semuanya lewat kertas tersebut misalnya tentang kemiskinanku, tentang kehidupanku sehari-hari dan terjawab sudah semua rasa penasarannya mengapa aku sangat ngotot minta kembalian uang Rp.500,- tersebut. Setelah suratku dibacanya dia memanggil temanku sugito martono (Thones) untuk dikasih tau bahwa aku disuru nungguin dia pulang sekolah di gerbang sekolah katanya; akupun menunggunya di gerbang sekolah, tapi aku lihat dia bawa sepeda motor yang mana waktu hanya orang mampu bias dibilang orang kaya saja yang bias punya sepeda motor, dia titipkan motor itu ke teman perempuannya untuk dibawa pulang dan dia lebih memilih naik angkot bersamaku aku masih ingat nama angkot biru yang menjadi saksi cinta kami “LIPSTIK” nama angkotnya, akhirnya kamipun pulang bersama dengan naik angkot yang mana aku lebih duluan turun daripadanya karena aku tinggal di Karang Bage sedangkan dia di Gang Terate dan begitu selanjutnya Bemo/Angkot Lipstik menjadi langganan kami berdua baik berangkat sekolah maupun pulang sekolah kalau pagi pas berangkat sekolah aku yang duluan naik dan dia sudah nunggu di gang teratai kamipun berangkat bersama kesekolah pulang juga samaan. Setiap hari senin dia selalu mengatur pakaianku mulai memasukkan baju pasang dasi dan lainnya . .. karena aku tergolong orang yang sulit diatur disekolah, hubungan kami sangat romantic dan semua murid disekolah itu tau kalau kami saling mencintai bahkan sampai guru-gurupun tau.
Tibahlah waktu kenaikan kelas dia naik kelas 3 sedangkan saya naik kelas 2 hubungan kami masih romantic dan sangat mesra sekali banyak yang irih dengan kemesraan kami, ternyata di dalam kemesraan hubungan kami ternyata ada Guru BP/BK yang terbakar hatinya karena cemburu melihat kemesraan kami.
Kenakalan remaja itu biasa terjadi aku adalah salah satu diantara kenakalan remaja tersebut seperti membawa rokok ke sekolah, membawa senjata tajam, membawa miras ke sekolah, suka datang terlambat, suka bolos suka melawan guru, suka meminta uang ke adik kelas dengan cara dipaksa itulah saya. Kasus demi kasus yang tercatat di buku guru Bp/BK akhirnya guru BP/BK membuat surat pemanggilan orang tua yang diberikan kepada paman saya ketika masih menjabat sebagai Lurah Brang Biji saat itu, saya dipukuli dihajar habis habisan oleh paman saya barulah paman saya mendatangi orang tua saya yang berada di desa rhee loka dan keesokan harinya ibu saya yang datang ke sekolah memenuhi undangan dari guru BP tersebut sayapun dipanggil ke ruang Bp dan dihadapkan kepada ibu saya sambil Koordinator BP memberikan nasehat kepada saya …….. dari luar ada suara perempuan nangis dan masuk ke ruang BP sambal memeluk ibu saya sambal berkata kepada ibu saya : maafkan saya ibu ampuni saya ibu saya sangat mencintai anak ibu katanya…. Saya berusaha sekuat tenaga saya untuk membantu anak ibu berubah katanya tidak lain gadis itu adalah kekasih ku “WAHYUNI” kasian dia sudah banyak berkorban untuk saya, lahirlah sebuah kesepakatan antara saya orang tua saya dan guru membuat surat perjanjian jikalau saya mengulangi perbuatan saya, saya siap untuk dikeluarkan dari sekolah tersebut.