Tim KKN dari Universitas Tidar mengadakan penyuluhan penanganan stunting terpadu dim Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran dengan topik "Inovasi Pangan Alternatif dan Ekonomis Untuk Pencegahan Stunting" yang berlangsung pada Senin, 22 Juli 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama yang memiliki balita akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi pada anak balita. Target dari kegiatan ini meliputi perwakilan kader posyandu di setiap dusun yang terdapat di Desa Ringinanom serta perwakilan ibu yang memiliki balita di Desa Ringinanom.
Dewasa ini, masyarakat sering beranggapan bahwa anak yang terlihat kurus dan pendek mengalami kondisi yang disebut stunting. Namun, secara medis terdapat perbedaan konsep antara stunting dan stunted. Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh dikarenakan kekurangan gizi kronis selama 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Sedangkan stunted merupakan Kondisi dimana tinggi badan atau panjang badan menurut usianya tidak sesuai rata-rata dengan standar WHO, namun tidak mengalami gagal tumbuh. Oleh karena itu, diperlukannya pelaksanaan program penyuluhan dengan memberikan pemahaman yang lebih kompleks kepada masyarakat terkait pentingnya penanganan stunting pada balita.
Menurut Putri Astriandini A.Md.Gz menyatakan bahwa "untuk mencegah kondisi stunting dapat dilakukan pada saat 1000 hari pertama kehidupannya yang dimulai dari janin hingga usia 2 tahun atau yang biasa disebut Golden Period" (22/05). Masa tersebut anak akan mengalami pertumbuhan otak yang pesat sehingga pemenuhan gizi difase ini terutama protein hewani sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan tubuh baik dari segi fisik, motorik maupun kognitif. Sehingga pada fase ini dianggap krusial bagi orang tua agar dapat menjamin tumbuh-kembang anak secara maksimal salah satunya dengan cara pemenuhan kebutuhan gizi pada anak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari ketua Posyandu Desa Ringinanom (Ibu Zahrotun) diketahui bahwa terdapat 67 anak yang mengalami kekurangan gizi. Oleh karena itu, Tim KKN Desa Ringinanom melakukan penyuluhan terhadap ibu yang memiliki balita akan pentingnya penanganan stunting. Kegiatan ini melalui beberapa tahapan yang meliputi :
1. Tahap Observasi dan wawancara
Tahap ini dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi maupun permasalahan terkait stunting di Desa Ringinanom yang dilanjutkan dengan wawancara bersama ketua posyandu untuk memperoleh jumlah anak yang mengalami kekurangan gizi.
Gambar 1. Observasi Wawancara Ketua Posyandu Desa Ringinanom/dok. priÂ
2. Tahap Penyuluhan
Tahapan ini merupakan tahap inti yang dilaksanakan di Balai Desa Ringinanom dengan narasumber yang merupakan ahli gizi dari Puskesmas Tempuran, yaitu Putri AstriandiniA.Md.Gz. Tahap ini dilakukan dengan penyampaian materi oleh narasumber dan penampilan food model pangan alternatif untuk memenuhi gizi balita.
Harapan dari kegiatan ini, yaitu masyarakat Desa Ringinanom yang memiliki balita dapat mengimplementasikan materi yang telah disampaikan oleh narasumber, sehingga kegiatan ini menjadi satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan stunting di Desa Ringinanom.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H