Kemarin pada tanggal 22 November 2012, Ibuku berulang tahun yang ke delapan puluh satu.
Dalam perenungan ku, aku sangat mengucap syukur dan berterima kasih pada Allah Yang Maha Kuasa karena keberadaan Ibuku. Bagaimana tidak, dengan usianya yang sudah delapan puluh satu tahun, Ibuku masih tetap melakukan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Apakah tugasnya itu...?
Dia adalah seorang pengajar atau guru sekolah minggu di gereja. Dia mengajar, mengatur dan bercerita pada anak-anak di bawah lima tahun sampai anak-anak berumur sepuluh tahunan. Membayangkan Ibuku harus berada di tengah anak-anak yang berlari ke sana kemari, menyuruh mereka duduk diam atau mungkin melayani mereka kalau ada mau pipis. Membuat aku menggelengkan kepala serta memohon terus pada Allah agar kekuatan, kemampuan dan hikmat terus diberikan pada Ibuku.
Untuk menunjang pekerjaan nya itu, banyak sekali - dari pemandanganku - sampah diruang kerjanya seperti kertas berwarna-warni, botol plastik, gulungan kalender bekas, kain perca bahkan sampai karton dan kardus bekas. Beberapa kali aku melihat Ibuku sedang mengerjakan dan membuat alat-alat peraga dari bahan-bahan bekas itu.
Aku dan adik-adik ku sudah memberikan pada Ibuku enam cucu. Dan dari cucu-cucunya, Ibuku sudah mendapat delapan buyut. Aku bisa melihat kebanggaan di wajahnya pada saat dia berada di antara cucu-cucu dan buyut-buyut nya. Sebuah kebanggaan syukur kepada Allah, karena kesempatan yang diberikan untuk berada diantara keturunannya. Sebagai anak, kami sangat berterima kasih pada Allah, karena kesehatan Ibuku yang sangat prima demikian pula dengan kesibukan nya.
Pelajaran yang paling ku tekankan kepada anak-anakku, adalah menghargai dan berbuat untuk neneknya. Sungguh tidak ternilai bahwa kami masih mempunyai Mami atau oma atau omatua, panggilan kami kepadanya.
Orang mengatakan bahwa umur manusia berkisar sampai enam puluh tahun. Kalau orang tersebut mencapai umur tujuh puluh tahun, berarti dia sudah mendapat satu bonus.
Jadi, Ibuku saat ini sudah mendapatkan bonus yang kedua dari Tuhan....
Selamat panjang umur Mam.....!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H