Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teroris Tak Mengalami Perkembangan Iman

26 Mei 2017   16:35 Diperbarui: 26 Mei 2017   17:38 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan  dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat; iman adalah percaya pada sesuatu yang tak nampak, namun yakin bahwa yang tak nampak itu ada. Karena itu, maka ada kesetiaan, penaklukan diri terhadap apa yang diyakini itu ada dan nampak.

Selanjutnya, berproses untuk mengikuti apa yang diyakini, sebagai sesuatu yang harus dan mutlak; berproses cepat atau lambat seturut input-input yang datang atau masuk. Dan pada akhirnya akan mecapai kedewasaan iman.

Tahapan Perkembangan Iman

Pertama: Iman Intuitif/Proyektif. Ini adalah iman sese­orang kira-kira dari usia empat sampai delapan tahun, di mana makna dibuat dan kepercayaan dibentuk secara intuitif dan dengan cara meni­ru.

Mengetahui terutama melalui intuisi, dan iman dibentuk dengan cara meniru suasana hati, contoh, dan tindakan-tindakan iman orang lain yang penting adalah yang dapat dilihat, terutama orang tua.

Tahap pertama adalah saat fantasi dan imajinasi yang bebas di ma­na gambaran-gambaran dan perasaan-perasaan yang dapat tahan lama (baik yang positif maupun negatif) dibentuk.

Pada tahap ini, mereka, seseorang tak atau belum  bisa membedakan antara Fakta dan Fantasi/Imaginasi.

Akibatnya, simbol-simbol diartikan secara harfiah dan Allah dipikirkan dalam istilah-istilah magis, antropomorfis (sebagai contoh, Allah adalah seorang pria tua yang memiliki janggut yang dapat mela­kukan apa saja).

Memori dan kesadaran dirinya mulai timbul, dan kemampuan mengambil peran orang lain (empati) mulai ada.

Tahap Kedua
Tahap Ketiga
Tahap Keempat
Tahap Kelima
[Selengkapnya : http://m.kompasiana.com/opajappy/tahap-tahap-perkembangan-iman_552ad1686ea834a973552d2d].

Tahap Keenam: Iman yang Mengacu pada Universalitas.
Pada tahap ini, terjadi  partisipasi langsung dan terus-menerus membuat perjumpaan dengan orang lain sebagai mitra yang penuh keseteraan. Tak ada atau muncul kesombongan religiusitas ketika berjumpa dengan mereka atau orang lain yang berbeda iman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun