[caption id="attachment_382717" align="aligncenter" width="484" caption="kompas.com"][/caption]
Wisma Banceuy 40 A, kini hangat diperbincangkan setelah seseorang melempar kantor Satpol PP di Alun-alun Bandung, Jalan Dalem Kaum, Bandung. Selanjutnya, beredar sejumlah kertas berukuran A4 berisi tulisan, foto, dan karikatur Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang ditempel di sana. Pesan di dalam kertas itu, selain menyudutkan Wali Kota, juga menyebutkan bangunan di Jalan Banceuy 40 A sebagai tempat pelacuran dan wanita simpanan pejabat, [kompas.com].
Tetapi, menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil,
Belum ada indikasi Wisma Banceuy 40A sebagai tempat prostitusi elite atau indikasi adanya tindak asusila belum ditemukan di lokasi tersebut.
Beberapa orang yang terjaring dalam penggerebekan tersebut bakal diberikan sanksi yang sesuai dengan kesalahannya. Namun, apabila dari pengembangan terdapat indikasi ke arah pelanggaran asusila, maka pemilik indekos bukan tidak mungkin diberikan sanksi. Kalau ada pelanggaran asusila, kita akan ambil tindakan hukum terhadap kos-kosan.
[kompas.com]
[caption id="attachment_382721" align="aligncenter" width="488" caption="juaranews.com"]
![1418618456828108167](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1418618456828108167.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Itu kata Walikota Bandung, tentu, kita harus menerima dan mengiyakan. Namun, jika memang tak ada idnkasi seperti itu, apa yang menjadikan "Si Orang Nekad" melempar kantor Satpol PP Bandung dan memberi pesan melalui kertas!? Tentu, ia "tahu banyak hal" namun tak berani menyampaikan apa yang ia ketahui itu kepada yang berwenang. Sehingga "menyampaikan pesan" melalui cara yang unik.
"Kisah Nyata" tentang Wisma Banceuy 40 A, atau hanya dikenal sebagai "Banceuy" pada kalangan tertentu, sudah bukan rahasia. Seorang teman di/dan dari Bandung, yang tahu persis, pernah memberi informasi tentang apa dan siapa yang sering datang datang atau mempunyai hubungan dengan penghuni Wisma Banceuy 40 A. Bahkan, kata yang empunya info (sayangnya, hpnya sudah tak aktif), setiap Malam Minggu, ada sejumlah orang (terutama pejabat dan politisi) dari Jakarta yang hadir sana.
Namun, "kisah nyata" itu dibantah oleh Nandang (30), pengurus Wisma Banceuy,
"Tuduhan tempat tersebut sebagai tempat prostitusi bahkan sindikat PSK kaum elite. Penyebaran stiker tersebut telah dilaporkan ke Polsek Sumur Bandung atas laporan pencemaran nama baik. Itu fitnah. Kasihan Ridwan Kamil, kami yang jadi kambing hitamnya.