Silahkan baca DUA IMAGE di bawah
Gerah, jengkel, dan juga marah; itu adalah reaksi cukup banyak orang di Media Sosial, ketika memgetahui ada Anggota Parlemen yang mencatut nama Presiden. Ketika, kegeraman tersebut, sedikit reda, tiba-tiba muncul bantahan dari Setya Novanto,, dengan tanpa salah dan noda, ia tetap percaya diri dan senyum. Bahkan, teman-teman SN pun ikut membela dirinya, ramai-ramai senada - sesuara, Ketua Dewan Yang Terhormat, jauh dari perbuatan tercela.
Â
Ketua DPR Bantah Namanya Ada di Transkrip Rekaman yang Catut Jokowi Soal Freeport
Setya Novanto memberi penegasan bahwa, dirinya tidak ada dalam transkrip rekaman. Transkrip rekaman itu diberikan Menteri ESDM Sudirman Said ke DPR.
Menurut Novanto,Â
"Jadi saya nggak pernah membawa nama-nama presiden atau wapres; sama sekali tidak pernah melakukan hal yang ada di transkrip rekaman itu. Ya, saya harus menyampaikan karena saya tidak pernah menggunakan masalah-masalah ini untuk kepentingan yang lebih jauh. Saya memiliki hubungan baik dengan Jokowi dan JK, termasuk dalam kerja membangun Indoensia.
Dan apabila menteri-menterinya itu menanyakan tentu saya sampaikan dengan tujuan-tujuan yang lebih baik."
Â
Publik Tidak Percaya Bantahan Setya Novanto
Sayangnya, bantahan tersebut sudah tak bermakan apa-apa; publik semakin tahu, berita tentang ulah Setyo semakin menyerbar ke mana-mana. Bahkan, seorang mahasiswi semester tiga, Fak Ekonomi. Universitas Pancasila, Ica Purba menyatakan bahwa, "Sangat jelas dan terang benderang, bahwa Setyo, yang secara struktur kenegeraan, tak ada hubungan dengan mekanisme kontrak dengan Freeport, justru ia ikut campur. Ternyata, tujuannya adalah mendapat bagian dan keuntungan dari Freeport."
Ternyata, bukan sekedar meminta bagian dari Freeport, media menyatakan bahwa, Setya Novanto, dengan cara "belakang layar" tahu persis negoisasi yang dilakukan oleh wakil pemerintan atau TNI untuk pembelian pesawat terbang militer, senjata, kapal keruk dan lain sebagainya. Di sini, Setya melakukan "negosiasi belakang layar" ke calon penjual. Karena kedudukannya sebagai politisi kuat dan punya nama besar, tentu saja para calon penjual percaya pada Setyo Novanto.
Hal seperti itu, mungkin sudah berlangsung lama.