[caption caption="Kompas com"][/caption]Pilkada DKI Jakarta 2017, sebentar lagi memasuki "babak terakhir," tinggal hitungan jam, Warga DKI akan menentukan pilihan mereka. Juga, sebebtar lagi, "suara sumbang berbasis Sentimen SARA," dari pelbagai penjuru akan menurun tajam. Serta, wajah-wajah curiga dan permusuhan, diharapkan, akan menghilang dan dilupakan.
 Itulah sepotong fragmen yang, mungkin, berubah dengan cepat di Jakarta.
 Ya, Pilkada DKI Jakarta, memang semarak, seru, dan melelahkan banyak pihak. Bahkan, tak sedikit orang dan komunitas yang muncul di hadapan publik melalui berbagai media karena giat dan karya mereka seputaran pilkada.
 Salah satu Komunitas tersebut adalah Relawan Cinta Ahok, yang hadir di belantara politik Jakarta sejak Maret 2016. Jelang babak akhir Pilkada DKI  Jakarta 2017, RCA melakukan Komprensi Pers di Jakarta; berikut isi lengkapnya.
-------
Saudara-saudara Sebangsa dan Setanah Air, khususnya Warga DKI Jakarta.
 Beberapa jam ke depan, kita akan melakukan suatu kegiatan penting dalam rangka memasuki babak baru  peta perpolitikan Jakarta,  yaitu Pilkada DKI Jakarta Putaran II, 19 April 2017.
 Harus diakui bahwa setelah 15 Feb 2017, Warga DKI Jakarta, khususnya para pendukung Pasangan Calon Gubernur dan Wagub, berada dalam berbagai kegiatan politik yang melelahkan dan menguras tenaga, dana, waktu, dan lain sebagainya.
 Kegiatan politik yang melelahkan tersebut, menjadi semakin tak terhenti, karena ditambah dengan jargon-jargon sentimen perbedaaan Suku Agama Ras dan Antar-golongan. Akibatnya, ada kecenderungan atau nyaris terjadi konflik sosial pada tataran masyarakat.
 Dan, masih banyak fakta yang telah terjadi, bahwa persaingan antara pendukung pasangan calon Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, melalui orasi, narasi, medsos, media cetak, media pemberitaan, atribut, dan lain-lain tak bisa diterima serta dipahami oleh akal sehat; bahkan menuju disintergrasi bangsa.
 Situasi dan kondisi carut marut sosial akibat persaingan politik tersebut, harus diperbaiki serta dibuang dari dalam diri segenap insan Warga DKI Jakarta.