Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemerintah RI Harus Menyikapi Video dan News dari The Sydney Morning Herald

5 Maret 2014   20:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:12 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 28 Feb 2014, The Sydney Morning Herald, mempublish  Vidio yang berjudul Fears For West Papua's Stolen Generation, (silahkan klik image di atas untuk melihat vidio di web smh.com.au atau  di Facebook), sekali lagi, membuka mata publik Nusantara.

Betapa tidak, vidio berdurasi 3.32 menit tersebut, merupakan kesaksian (dan laporan) tentang Demianus dan Seth Gobay yang diperlakukan tak semestinya oleh para pembimbing mereka. Vidio itu diikuti dengan News yang bertajuk Conversions invoke fears of West Papua's stolen generation dan Papuan children taken to Jakarta, nada pesannya hampir sama, yaitu adanya Sekolah Gratis untuk anak-anak Papua.

Jadi ingat, kasus yang hampir sama, pada Mei 2013, Sydney Morning Herald, juga memuat news bahwa pemerintah (menyetujui, mengsuport lembaga tertentu) mengirim anak-anak Papua ke Jawa untuk disekolahkan di pesantren-pesantren. News yang bertajuk They're Taking Our Children, juga berisi laporan wartawan Sydney Morning Herald tentang anak-anak Papua yang mendapat pendidikan gratis di Tanah Jawa. Pada wakatu itu, reaksi pemerintah SBY, melalui juru bicaranya, hanya menyatakan, "Meragukan isi dan sumber berita" tersebut.

Kini, tahun 2014 The Sydney Morning Herald, mempublish  Vidio serta artikel  Conversions invoke fears of West Papua's stolen generation dan Papuan children taken to Jakarta, apakah semuanya itu juga merupakan berita tak benar, dan diragukan kebenarannya!? Ketika News dan Vidio dari The Sydney Morning tersebut menyebar di Media Sosial sejak kemarin,  langsung menjadap perhatian publik dari dalam dan luar negeri. Hampir semuanya menyayangkan  perbuatan tersebut.

Perbuatan dengan alasan pendidikan garatis, namun selanjutnya membuat anak-anak Papua berganti keyakinan, (sebab anak-anak Papua tersebut bukan dari yang belum beragama, namun sebelum telah beragama). Dan hal tersebut dilakukan dengan masif, terencana, bermodal dan dana besar, serta dilakukan oleh banyak pihak, pribdai, istitusi dan kelompok.

Dengan demikina, jika vidio dan news tersebut, sudah sampai ke telinga dan mata Presiden serta punggawa Istana, kira-kira apa reaksi mereka!? Siapa yang berani tebak!?

Bagiku, mungkin mereka cuma berkata, "Vidio dan berita itu tak benar, kami akan melakukan penecekan;" atau akan menyebut, "Itu hanya berita untuk menjelekan Indonesia;" dan kata-kata baku, basi, dan tak bemakna lainnya. Atau, reaksi dari Istana cuma dingin dan dangkal, karena memang pemerinta campur tangan dalam merusak manusia Papua!?

Jadi ingat, sekitara dua tahun lalu, Presiden pernah berkata kepada Orang Papua (dan juga beberapa tokoh Nasional lainnya) bawa Pemerinta berdiri di antara (di tengah-tengah) mereka yang pro-Indonesia dan lepas dari Indonesia; dan berupaya melakukan perbaikan dalam semau bidang demi kemajuan Papua.

Nyatanya!? Untuk mereka yang pro-Indonesia, pemerintah menyebarkan dana Otonomi Khusus yang sangat besar, (dan berbagai program pembangunan, yang kadang tak menyentuh kebutuhan masyarakat; juga rawan dikorupsi). Dan, untuk mereka yang ingin lepas dari Indonesia, pemerintah melakukan Operasi Militer.

Nah, dengan adanya Vidio dan News The Sydney Morning Herald, tentu saja akan merobah perasaan, hati nurani, dan pemikiran Orang Papu terhadap apa-apa yang dilakukan pemerintah RI terhadap mereka; dan itu bisa mempengaruhi peta pro dan kontra Orang Papua dengan NKRI.

Akhir kata, diriku berharap, pemerintah tidak hanya menyatakan Vidio dan News dari The Sydney Morning Herald tersebut sebagai tak benar, diteliti lagi, dan prihatin, namun bertindak. Pemerintah harus melakukan terobosan dalam rangka tidak membuat tertanamnya akar pahit pada diri Orang Papua pada masa kini dan akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun