Lima hari lalu hingga hari ini, sebelum menulis Neurossains, Menelusuri Misteri Otak Manusia, saya sengaja menebar pertanyaan ke pada 300 orang melalui grup WA; pertanyaannya adalah, “Apa yang anda ketahui tentang Neuroscience atau Neurasains!?”
Jawaban pun beragam. 210 orang menyatakan bahwa Neurosains adalah Imu Tentang Otak. Walau tak mewakili populasi manusia Indonesia, namun jawaban tersebut menunjukan bahwa publik mengenal Neurosains sebagai Ilmu Tentang Otak. Ada 90 orang yang sama sekali tidak tahu tentang Neurosains dan baru pertama kali mendengar. Tapi, 90 orang tersebut tahu dengan persis jenis dan merk obat Neuoralgin. Dari “kesamaan” itu, mereka simpulkan bahwa Neorasains mungkin berhubungan dengan otak atau ilmu tentang otak
Ketika ditanyakan pertanyaan berikut, “Kira-kira disiplin Ilmu yang mendekati dengan Neurosains; maka jawabannya justru aneka ragam. Misalnya, psikologi, 210 orang; kedokteran jiwa 255 orang; 30 orang menyatakan Neurosains masuk kategori “sosio-eksata;” dalam arti di dalamnya ada ada kajian secara eksata dan telaah sosial, serta menyangkut kesehatan jiwa. Ada lagi, 62 orang menyatakan bahwa Neurosains mirip atau beda tapi tak sama dengan Neurologi; namun mereka tak menjelaskan kesamaan serta bedanya.
Itulah sedikit pemahaman publik tentang Neurosains; lalu apa yang disebut Neuroscience atau Neurosains tersebut!?
Sederhananya, menurut Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S Ketua Umum PERDOSSI (Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Saraf Indonesia), Neuroscience adalah ilmu yang mencoba mengungkap misteri otak. Namun, karena otak merupakan salah satu organ manusia maha penting, karena sebagai “utama dan yang pertama” serta menentukan kualitas hidup dan kehidupan seseorang, maka pengungkapan tersebut harus dilakukan dengan bantuan-bantuan disiplin ilmu lainnya.
Fungsi otak begitu kompleks sehingga kajian terhadap otak dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya harus melalui pendekatan lintas ilmu dan holistik, misalnya, kesehatan, psikologi, ekonomi, sosial, budaya, politik, teknologi, dan lain sebagainya.
Agaknya, atas dasar itulah, Taruna Ikrar (Makasar, 15 April 1969), Neurosaints terkemuka, yang kini sebagai Senior Specialist dan Peneliti Utama, pada Department Interdisciplinary of Neurosciences, di Universitas California, Amerika Serikat, menuangkan sedikit ilmunya dalam bentuk buku yang diberi judul Ilmu Neurosains Modern¸selanjutnya INM. Walau, pada INM, penulis tidak memberi sedikit penjelasan tentang perbedaan antara Ilmu Neurosains Kuno dan Ilmu Neurosains Modern, tak ada lintasan sejarahnya; namun isi INM sangat memikat siapa pun yang membacanya.
Mari lihat sejenak apa yang ada pada Ilmu Neurosains Modern.
- Judul : Ilmu Neurosains Modern
- Penulis : Dokter Taruna Ikrar., M.D., M.Pharm., Ph.D
- Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta 55167; Tahun 2016
- Tebal : 300 hal (+ i - vii dan indeks)
- ISBN : ISBN 978-602-229-530-4
Pengantar, bab 1 dan bab 2, kemajuan pesat neurosains, bahkan temuan-temuan baru di dalamnya, karena ada perkembangan pada bidang atau disiplin ilmu lain, misalnya genetika-genomik dam biologi molekuler. Dukungan tersebut memungkinkan para ahli saraf mendalami sistem sirkuit terapan, sehingga, mereka bisa mendalami kerja sistem saraf.
Menurut Taruna Ikrar, Neurosains mempelajari sistem saraf mahluk hidup. Fokusnya adalah seluk-beluk otak manusia, kesadaran sebagai unsur utama pembentuk identitas manusia dan dikotomi tubuh dan jiwa pada setiap insan. Sistem saraf tersebut memiliki apa yang disebut “struktur utama sel saraf” yang terdiri dari nukleus, dendrit, dan akson. Sistem saraf dilindungi oleh pelindung sel saraf yang disebut neuroglia. Bagian terpenting sistem saraf adalah neuron. Terdiri dari sekitar 100 miliar sel-sel saraf, dengan lebih dari 1000 trilliun koneksi. Sistem saraf terdiri dari semua sistem yang bertanggung-jawab untuk penciuman, penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Secara anatomi, terdapat berbagai jenis-bentuk neuron.