Anda sudah pernah lihat vidio yang memperlihatkan pandangan masa depan (peristiwanya terjadi pada tahun 2005) depan dari/oleh Sekelompok Anak-anak dari Komunitas Indigo mengenai keadaan negeri ini.
Penglihatan Anak-anak dari Komunitas Indigo tentang Sikon Negeri. Gambar buku bertumpuk dengan bendera Merah Putih, buku terbuka, rumah sederhana, dan tulisan. Gambar dan tulisan tersebut dimaknai sebagai suatu bentuk ramalan, yang akan terjadi di negeri ini.Â
Mereka, menjelaskan bahwa negeri kita (dengan gambar berdera Merah Putih, akan menglami bencana. Namun alam berbaik hati, mendidik seorang calon pemimpin yang muncul dari kesederhanaan (gambaran rumah yang sederhana).Â
Alam akan membuat dia mencapai kedudukan (gambar kursi) dengan cara yang mengejutkan.  Mudah-mudahan 6-7 tahun dari 2005, orang itu sudah terlihat/kelihatan.
Apakah nubuatan, penglihatan, pandangan masa depan tersebut merupakan berbicara atau tertuju pada sosok Jokowi!? Kita belum bisa memastikannya, karena belum terjadi penggenapan atau nubuatan itu belum tergenapi.
Jika melihat kemampuan Analitik, satu dari sekian banyak kemampuan dan kelebihan orang-orang Indigo, berikut ini,
Kecerdasan (IQ) orang Indigo rata-rata di atas 120. Kelebihan dari orang biasa adalah kemampuan analisa data secara cepat, luas dan kontinyu. Data-data yang tersebar dan acak akan dikumpulkan dan saling dihubungkan dengan cepat. Kesimpulan atau jawaban atas pertanyaan atau permasalahan bisa diperoleh oleh seorang Indigo hanya dalam waktu beberapa detik, terutama yang berhubungan dengan analisa kejadian alam. Kemungkinan ini berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan proses di otak yang lebih besar dari orang umum.
Dan jka dihubungkan dengan makna dari penglihatan masa depan (dari tahun 2005) tersebut, maka bisa jadi, hal-hal itu tertuju atau ditujukan pada sosok Jokowi.
Juga, jika sedikit urut ke belakang, ketika tahun 2011/2012, para elite politik di pentas Nasional, mencari dan ingin mendapati sosok untuk menjadi Gubernur DKI, nama Jokowi mulai terangkat ke hadapan publik Nusantara.Â
Para politisi (dari PDIP dan Gerindra) tidak salah pilih; kepekaan mereka terhadap kebutuhan rakyat Jakarta, ternyata membawa hasil yang memuaskan. Jokowi (dan juga Ahok) berhasil menjadi DKI 1 dan 2, karena salah satu keunggulan mereka yaitu kesederhanaan dan komitmen pada konsistusi.
Jokowi yang tadinya bukan siapa-siapa secara Nasional, namanya begitu cepat berkibar dan tersebar hingga berbagai pelosok negeri. Ia begitu populer, melebihi para politisi yang sudah lama berkiprah pada ranah perpolitikan nasional.