Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dari Dalam Banjir, Ia Dipanggil "Pak Presiden"

31 Januari 2014   18:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_319475" align="aligncenter" width="458" caption="Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menerobos banjir di Kampung Sawah, Jakarta Timur,"][/caption]

, ternyata juga menimbulkan banyak cerita dan kisah; ada yang lucu, tragis, heroik, bahkan penuh dengan rasa kesetiakawanan sosial, termasuk terbit rasa kebersamaan dalam derita. Dari pengalaman bersama mereka yang menjadi korban banjir, karena sama-sama menjadi korban, maka muncul tungku darurat untuk masak mie instan, satu kompor minyak tanah dipakai bergiliran, bahkan satu periuk menjadi milik bersama untuk menyediakan makanan atau pun air panas untuk menyeduh kopi.

Ini juga hanyalah cerita dari sisi lain; sisi lain dari pada waktu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau lokasi banjir di Kampung Sawah, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia datang dengan truk bak terbuka, milik satuan polisi pamong praja; Jokowi didampingi Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto, menerobos genangan air dan menelusuri perumahan yang terendam banjir.

Media News Online, mencatat, "Sepanjang jalan, Jokowi yang berdiri di truk bak terbuka, melambaikan tangan kepada warga. Warga tak peduli dengan genangan air setinggi 50 cm dan berusaha mendekati Jokowi. Dan mereka pun, terutama anak-anak, berseru "Pak Presiden! Pak Presiden!"

Hal di atas, hanya kejadian kecil, ringan, dan mungkin bukan menjadi berita; mungkin juga hanyalah hanyalah emosi massa, ketika dalam derita kebanjiran, ada sosok pemimpin yang menghampirnya, mampir, dan melihat sikon mereka.

Mungkin saja terikan "Pak Presiden" yang keluar dari antara mereka yang kebanjiran, (bayangkan jika banjir setinggi 50 cm, dan ada anak-anak disitu, sambil bersalaman, berseru kepada/dengan Jokow), sebagai ungkapan harapan masa depan bagi Jokowi!?

Jika, sejenak (kita) gunakan pikiran positif, dan melihat teriakan Pak Presiden - Presiden tersebut, kata tulus yang keluar dari kesucian, kejujuran, kepolosan anak-anak, maka itu sekaliug suara nubuatan dari Sang Khalik melalui bibir kecil dan mungil itu.  Seakan, Sang Khalik, hendak berkata melalui media anak-anak, Ini lho, pemimpin masa depan kelian, ia akan menjadi Presiden.

Bisa jadi, jika semuanya itu adalah dalam kehendak-Nya, maka siapa yang bisa menghalanginya!? [caption id="attachment_319481" align="aligncenter" width="445" caption="indonesiahariinidalamkatakata.8m.net"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun