Ada baiknya, anda dengar lihat dan dengar video tersebut
Asmaul Natal dibuka dengan penggalan tembang Jawa Macapat, Dandanggula. “Pamintaku nimas sida asih, atut runtut tansah reruntungan, ing sarina sawenginé ...” yang artinya permintaan kepada seseorang untuk selalu bersama-sama siang maupun malam.
Kemudian dilanjutkan dengan kidung Malam Kudus versi bahasa Jerman oleh paduan suara.
Stille Nacht! Heil'ge Nacht!
Alles schläft; einsam wacht
Nur das traute hoch heilige Paar.
Holder Knab' im lockigen Haar,
Schlafe in himmlischer Ruh!
Schlafe in himmlischer Ruh!
Dan berlanjut dengan lagu Malam Kudus.
Asmaul Natal—nama kelahiran, semacam pujian kepada kelahiran Yesus Kristus.
Begitulah sepenggal lirik dalam Asmaul Natal karya Sujiwo Tejo ini dilagukan dengan nada Malam Kudus mengungkapkan bahwa pada malam yang harum, di dalam hati kita, dan dalam suasana tenang telah lahir suatu nama, seorang nabi yang membawa kabar sukacita.
Puisi, narasi, lagu, dan musik paduan Jawa dan Jerman; sangat indah untuk didengar.
Coba bandingkan denagan vido berikut yang tak kalah sendu; Ave Maria dipadukan dengan Suara Adzan
Ini adalah video lama; namun tak bosan untuk didengar, apalagi menjelang Natal. Paduan unik yang berisi pesan dari Dua Kutub Iman ini, bukan saja membuat air mata tercurah, namun ada nuansa keselarasan serta kebersamaan; dan mencerminkan persaudaraan sebagai "anak-anak Ibrahim/Abraham
[caption id="attachment_380573" align="aligncenter" width="175" caption="doc opajappy.com"][/caption]