Rawa Jati, Jakarta Selatan | Agaknya pengendalian air (karena hujan, kiriman dari Puncak, luapan Sungai) di Jakarta mencapai keberhasilan yang cukup memadai. Faktanya, menurut Gubernur DKI Jakarta, "Tak ada banjir, genangan air, tapi area yang menjadi parkir air."
Jadi, sangat jelas, "Jakarta telah Bebas Banjir" karena adanya area parkir air yang sangat luas, serta tersebar di semua wilayah; serta berdampingan "Sumur Serapan," atau kata orang-orang sebagai "kolam peternakan nyamuk."
Jakarta telah Bebas Banjir!? Â Benaran? Serius? Faktanya, Kemarin, ketika saya dan Tim IHI Bansos membagi masker gratis di Rawa Jati, ternyata masih nampak sisa-sisa atau ada air yang parkir di Area tersebut. Ya, air yang parkir di Jakarta sejak 7 Juni 2022 , sekitar 30 RT, dengan ketinggian 70-90 cm; air tersebut dibiarkan terlantar oleh pemiliknya, sehingga parkir semberangan, bahkan masuk ke rumah penduduk hingga kamar tidur, dapur, toilet, dan seterusnya.
Area Parkir Air seperti itu tersebar dan ada di semua wilayah Jakarta, sehingga jika hujan deras, minimal 6 jam, maka "mereka" pun ngumpul di parkiran. Walau "ulah markir" itu menjengkelkan warga, tapi tak bisa protes.
Itu hanya sedikit dari banyak bukti keberhasilan pengendalian banjir di Jakarta, tanpa harus kuras, perpanjang, rapikan banjir kanal, menata drainase bawah tanah, bersihkan parit, dan lain sebagainya. Cukup dengan perluasan area parkir air dan sumur serapan.
Perluasan area parkir air dan sumur serapan, agaknya menjadi bukti keunggulan dan keberhasilan Gubernur DKI Jakarta. Buktinya, Sang Gubernur telah menyebarkan sebaran agar mendapat dukungan minimal ia dua periode, maksimal jadi "Balon Presiden."
Itulah Jakarta.
Opa Jappy | Jakarta Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H