Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solidaritas yang Keliru: Membela Sosok "Not to Land"

21 Mei 2022   14:06 Diperbarui: 21 Mei 2022   14:57 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Dinara Maisura

Solidaritas dan Solidaritas yang Keliru

Solidaritas, bisa berarti ramah dan mampu menerima sesama manusia di/dalam kelebihan dan kekurangannya; juga bisa bermakna keterpihakan atau berpihak pada orang, kelompok, atau kepada mereka (orang-orang) yang memiliki berbagai kesamaan. Solidaritas biasanya dibangun karena keterpanggilan dan keterikatan untuk membela; membela karena ada kesamaan pilihan, idiologi, etnisitas, agama, golongan, dan lain sebagainya.

Dan, seringkali karena keterpanggilan dan kerterikatan tersebut, menjadikan solidaritas berubah menjadi 'Solidaritas yang Keliru.'  Dengan itu, solidaritas yang keliru bisa merupakan penyimpangan atau bentuk pembelaan yang membabi buta tanpa peduli terhadap 'apa itu apa salah atau benar,' nilai-nilai serta cenderungan menyimpang atau pun membela ketikdakbenaran.

Misalnya, solidaritas yang keliru dalam persahabatan (i) biasanya merupakan toleransi pada tindakan-tindakan buruk, (ii) menyembunyikan kesalahan dan berbagai tindak kriminal yang dilakukan sahabat tetap dan terus menerus dalam keadaannya yang buruk.

Opa Jappy, Kompasiana 9 Juni 2020

Dokumentasi Kabarin/Kompasiana
Dokumentasi Kabarin/Kompasiana


Citayam, Jawa Barat | Ada apa dengan Negeriku? Apa yang terjadi di Negeri Tercinta ini? Kok masih saja hangat dengan tengkar tak jelas; termasuk orang-orang seperti FH, FZ, AD, SanU, and cs mereka; termasuk beredar video di Medsos untuk ajakan boikot Singapura. Memalukan.

Lucunya, mereka ramai, termasuk mengumpat, terhadap Singapura yang menolak kedatangan "Persona Non Grata" di Negeri tersebut. Bahkan, sekelas Menteri pun ikutan ramai tak jelas, serta memanaskan suasana; bukannya menenangkan kelompok umat yang marah, tapi menuangkan bensin di atas bara api. Prihatin 77 kali!

Itulah Indonesia terkini; antara ramah dan marah, setebal silet atau pisau cukur, begitu cepat berubah seiring dengan "hanya dengar kata dan kata-kata;" dan tak mau mencari serta menemukan "causa prima-nya."

Jelas, ada "kelompok mini" yang tak seberapa, tapi nyaring berteriak, berteriak lantang, plus di-suara-kan ulang oleh Media, yang nadanya membela Persona Non Grata dengan gunakan cara pikir sendiri; yang penting bela tanpa tahu hal sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun