Akibat lain dari, 'ada WNI yang tak peduli dan masa bodo, terutama (iii, tak mau ikuti) dan (iv, menolak VAC). Masa Bodo dan Penolakan ini, bisa berdampak fatal pada Komunitas, Masyarakat, bahkan Rakyat pada suatu Negara,' adalah COVID-19 sebagai Penyakit Endemik.
Menolak Lupa
Endemi. Endemi adalah penyakit yang muncul (dan tetap ada) serta menjadi karakteristik di wilayah tertentu. Misalnya, Malaria dan Demam Berdarah Dengue selalu ada di daerah tertentu karena 'dukungan alam yang panas, rawa-rawa, dan lain sebagainya.
Pandemi. Pandemi adalah penyakit yang terjadi serempak dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (seluruh Negara/benua). Menjadi masalah bersama bagi seluruh warga dunia. Misalnya, doeloe, Typhus, Cholera, Disentri, Influenza; kemudian HIV/AIDS; terbaru, serangan  COVID-19. Penyebaran terjadi tiba-tiba, terkadang cepat, menyebar di antara manusia, lintas komunitas.
Epidemi. Epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan  memengaruhi populasi penduduk, karena terjadi banyak kematian. Misalnya, Ebola di Republik Demokratik Kongo, 2019; flu burung atau H5N1, di Indonesia pada 2012: SARS atauSevere Acute Respiratory Syndrome), 2003.
Endemik. Istilah epidemik digunakan saat ada infeksi, tetap ada selamanya dalam suatu lokasi geografis. Dalam Artian, adanya virus, bakteri yang 'abadi' pada suatu lokasi geografis; setiap saat, karena sikon tertentu, dengan mudah menyerang setiap orang.
Covid-19, dari Pandemik Menjadi Endemik
Berdasarkan hal-hal di atas, tidak menutup kemungkinan, menurut WHO, pandemi Covid-19 bisa menjadi endemik. Oleh sebab itu, masyarakat dunia dapat belajar hidup berdampingan dengan Covid-19, seperti demam berdarah, malaria, flue, dan lain-lain
Pandemi Covid-19 akan menjadi endemik, yakni karena keberadaan virus, bakteri atau patogen secara konstan. Bahkan, dari Endemik Covid-19 menjadi Hiperendemik Covid-19. Penularan tinggi, cepat, menjangkau banyak orang.
Peluang Endemik Covid-19 di Indonesia. Endemik Covid-19 dalam arti infeksi dan penularan, serta dampak-dampak ikutannya (termasuk kematian) pada suatu lokasi secara geografis atau wilayah tertentu. Ini bisa terjadi, bahkan, peluangnya sangat besar.
Kok Bisa? Bisa Saja.
Karena, di Negeri Tercinta ini, ada banyak orang dalam komunitas pada wilayah atau daerah (tertentu) yang tidak percaya adanya Covid-19 apalagi VAC. Mereka, tentu saja, seperti itu karena alasan yang kuat, terutama berbasis ajaran agama, sosial, budaya, juga akibat kurang pendidikan.