(Sumber)
Kota Tua, Jakarta | Prihatin! Sayang dan Sangat Disayangkan. Ya. Jika menelusuri jejak digital tentang hal-hal (yang kemarin, sekarang, dan mungkin terus berlanjut) terjadi di 'Tubuh Superbody KPK.'
Institusi yang tugasnya (i) edukasi publik agar stop korupsi, (ii) menangkap koruptor (iii) bersihkan korupsi dari NKRI, namu dirundung malang dan kemalangan. Dan ini menambah keprihatinan banyak orang, termasuk saya.
Bayangkan saja, di KPK, terjadi (i) bukti perkara yang (sengaja di) hilang atau tercuri, (ii) penyidik yang memeras atau sekaligus pemeras, (iii) ratusan karyawan yang miskin integritas terhadap Bangsa dan Negara, (iv) sejumlah besar yang minim Wawasan Kebangsaan, (v) and masih banyak yang lainnya. Sehingga, Â bisa saya sebut, "KPK kini berada pada titik rendah harapan Publik."
Berdasarkan semuanya itu, "Apa lagi yang rakyat, termasuk saya, harapkan dari KPK?"
Pada sikon seperti itu (di atas), terlalu naif jika saya ikut dan ikutan berseru agar membubarkan KPK. Karena, tak mungkin 'membunuh tikus dengan cara membakar lumbung padi serta gandum.'
Lalu?
Membiarkan KPK menuju keterpurukan, itu tak mungkin; membiarkan KPK dengan minim harapan rakyat (agar mampu berantas korupsi), juga tak mungkin.
Satu-satunya langkah raksasa adalah pembebanan besar-besaran di/dalam Tubuh KPK; dilakukan oleh KPK (intern) dan intervensi kekuatan politik dari DPR serta Presiden (ekstern).
Dengan itu, KPK, DPR, Presiden harus berani amputasi anggota Tubuh KPK yang sudah rusak, membusuk, dan membusuk. Dalam arti mengganti semua personil KPK yang terbukti melakukan pelanggaran hukum, tanpa intergritas, dan tanpa wawasan kebangsaan. Amputasi tersebut, pasti, menyelamatkan Tubuh KPK dari kehancuran yang parah.