Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

JNE untuk Semua

14 Desember 2020   13:53 Diperbarui: 14 Desember 2020   13:56 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar JNE | Adaptasi oleh Opa Jappy

Cipanas, Jawa Barat | Banyak orang mengenal JNE, namun sedikit yang tahu persis bahwa JNE ita adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir; ya, JNE salah satu perusahan jasa pengiriman barang di Indonesia (walau muncul belakangan, kini sudah 30 tahun), tapi sudah menjangkau berbagai penjuru Tanah Air dan Luar Negeri. Mungkin saja, jaringan JNE hanya kalah dari Kantor Pos, yang sudah ada di Nusantara sejak Zaman Belanda.

Kita, ya anda dan saya, tak bisa membantah bahwa kehadiran JNE di Indonesia, dari Metropolitan hingga Kecamatan dan Kelurahan (mungkin juga di Desan dan Dusun), sangat membantu arus dan kelancaran pengiriman barang (termasuk dokumen) dari seseorang ke sesamanya, antar Institusi, penjual ke pembeli, dan lain sebagainya dengan biaya yang terjangkau sesuai ukurana berat dan jarak.

Saya pun sering mendapat kiriman barang melalui jasa JNE ke alamat pribadi atau pun tempat kerja. Jujur saja, bagusnya Administrasi JNE, pengirim dan penerima bisa 'mengikuti dan memantau jalur perjalanan barang yang dikirim.' Dalam artian, dengan modal nomor atau strooke dari pengirim (dan JNE), penerima bisa mencek barang (yang akan diterima) tersebut ada/sampai di titik tertentu. Bahkan, jika mendesak dan penting, maka penerima akan 'menuju' titik sampai tersebut, dan mengambil barang atau paketnya.

 Jika tak salah, model seperti itu, hanya ada di JNE.  Bagus khan. Dengan kemudahan layanan seperti itu, tentu mempermudah pelanggan serta JNE sangat layak untuk menjadi pilihan utama ketika pengiriman barang atau pun dokumen.

Sayangnya, pada Ulang Tahun k3-30, beberapa waktu yang lalu, di balik gembira dan suka cita segenap pelanggan, pimpinan, karyawan JNE yang mencapai puluhan ribu, mereka disentak oleh berita yang tidak mengenakan. Penyebabnya adalah 'gara-gara ucapan selamat ulang tahun dari berbagai kalangan ke/pada JNE'

Ucapan selamat ulang tahun yang datang dari sejumlah tokoh terkenal, agaknya mendapat perhatian publik; mereka menilai tokoh-tokoh tersebut 'menyumbangkan dukungan' terhadap kelompok-kelompok radikal dan intoleran di Indonesia. Penilaian tersebut, mungkin saja saja secara sepihak, diikuti dengan peyebaran flyer, jpg, orasi, dan narasi yang 'menyudutkan' JNE; JNE dianggap sebagai bagian dari (didukung oleh) orang-orang yang selama ini menebarkan orasi dan narasi yang bisa memecahbelah keutuhan Bangsa, Rakyat, dan Negara.

Apa mau dikata, sebaran seperti itu, menjadi liar dan tersebar ke-mana-mana. Dari jejak digital, Head of Media Relations Department JNE, Hendrianida Primanti pun memberi pernyataan bahwa, "JNE sebagai perusahaan pengiriman ekspres dan logistik bersifat netral merangkul semua golongan dan tidak memandang latar belakang agama, suku, ras, dan pandangan politik sebagaimana JNE memfasilitasi seluruh kegiatan mendukung 50.000 karyawan di seluruh Nusantara yang juga dari berbagai latar belakang, suku, ras, serta agama."

Tapi, sebaran 'Anti JNE' terus bergulir, sampai-sampai pada 'menurunkan rating Aplikasi JNE di Googleplay;'  juga menjadi trending topic karena lebih dari 23.900 cuitan #BoikotJNE. Pagi tadi, saya juga mendapat pesan ajakan yang sama; untungnya, saya tak pernah gunakan Aplikasi JNE, sehingga tak perlu lakukan ini itu untuk menenggelamkan aplikasi tersebut; saya juga bukan tipe main boikot-boikotan, diamkan saja sebaran tersebut.

Selanjutnya, apa yang JNE harus lakukan?

Ya, JNE, harus melakukan upaya 'cuci nama atau bersih-bersih' dari citra keterpihakan dan dukungan pada kalangan seperti dituding Nitizen. Hal tersebut bukan hanya melalui pernyataan Head of Media Relations Department JNE, melainkan lebih dari sekedar itu. JNE perlu mencari dan menemukan langkah-langkah praktis, taktis, mudah diingat, dan tepat untuk menyampaikan pesan-pesan netral 'JNE untuk Semua' ke/pada ruang publik.

Bagaimana bentuknya? Tidak terlalu sulit. Sebagai praktisi (pembicara dan pelatih untuk) Komunikasi Publik, saya mengusulkan agar JNE (i) memperbaiki tampilan pada semua Cabang JNE, utamanya pada orang-orang yang melayani pelanggan; tunjukan ke/pada pelanggan bahwa JNE untuk Semua, tak terbatas pada kelompok tertentu, (ii) setiap etalase cabang-cabang JNE, dipenuhi dengan foto, gambar, kegiatan yang mengambarkan kenetralan JNE kepada semua, (iii) membangun orasi dan narasi kesetaraan, tanpa keterpihakan, humanis, dan meyebarkan melalui kekuatan puluhan ribu karyawan serta Medsos, (iv) bila memungkinkan, menghapus jejak-jejak digital yang (telah) memicu 'amarah publik,' dan isi dengan hal-hal lain yangmeneduhkan, damai, dan perdamaian, (v) tetap tenang, dan layanilah pelanggan sebagaimana biasa, ramah, tunjukan pada mereka bahwa JNE untuk Semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun