Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Baru saja sahabat masa lalu saya nelpon, karena teman dari era SMP di Kampung Halaman, ia pun berlu-beta; ia cerita tentang baru saja 'patah hati.' Menarik, karena temanku ini, doeloe cantik bangets, sudah after 60 years old, idem denganku, kok bisa 'hati terpatah-patah?' Apa yang sebenarnya terjadi?
Si Doeloe Cantik pun berkisah panjang lebar, intinya:  Setelah jadi sendiri dan menyendiri, dirinya  mencoba peruntungan untuk mendapat teman dekat masa tua.  Si Doeloe Cantik pun gabung dengan Web Kencan, yang anggotanya kebanyakan bukan berbahasa Indonesia. SDC pun bertemu teman baru, after 60, ganteng, mapan, sendiri, serta berkecukupan. Mereka pun membangun komunikasi, saling berbagi cerita, vidio call, saling kirim foto, .jpg, dan .gif, pokoknya tiada hari tanpa semuanya itu.
Singkat cerita, SDC pun jatuh cinta dengan Bule Ganteng. Dan, mulai berencana, setelah bencana Covid-19, Â (akan) bertemu; dan selanjutnya dua-duanya akan melangkah jauh. Tapi, Minggu lalu, SDC melakukan kejar jejak digital (untuk menemukan full informasi) tentang Si Bule Ganteng idaman itu. Ketika googling, ia mendapat semua info; dan mengejutkannya, Bule Ganteng itu salah satu orang terkemuka di negerinya, dan utamanya, ia tidak sendiri, kesepian, atau pun single parent; keluarganya utuh. Temanku, langsung, tak pakai lama, memutuskan hubungan; memblock semua akses sehingga tak bisa dihubungi Bule Ganteng.
Karena, Si Doeloe Cantik itu, temanku dari zaman old, maka saya pun katakan, "Salah lu sendiri to. Beta (saya) ada di sini, Â tapi mau 'bagatal (suka and pacaran)' dengan (dengan) Bule." Kami pun tertawa lepas, matikan panggilan WA.
Jadi? Kencan online, sesuatu yang pas, dibutuhkan, praktis; dan paling utama adalah 'tidak ada pengeluaran untuk makan, nonton, jalan-jalan, belanja-belanja, dan lain sebgainya; serta, jika putus hubunga, maka tak ada yang merasa rugi atau pun dirugikan.
Lalu, bagaimana baiknya jika lakukan kencan online? Ini perlu diperhatikan agar tidak 'hati terpatah-patah' seperti temanku itu (kisah di atas). Berdasarkan pengalaman (maksudnya pengalaman kencan online) dan sejumlah cerita teman-teman, maka jika mau lakukan kencan online, perhatikan hal-hal berikut;
Ikut atau register pada website yang tingkat keamanannya tinggi atau terjaga, agar info pribadi tidak tersebar kemana-mana; ikuti fitur-fitur keamanan pada web tersebut.
Berikan info pribadi yang jujur, gunakan foto diri yang asli, bukan editan.
Pilih kelompok umur yang sesuai, atau rentang 10 tahun ke atas/bawah usia anda; juga latar belakang profesi yang sebisa mungkin sama atau pun saling melengkapi dengan diri anda.
Membangun kemonukasi dengan proses saling cerita diri, hobby, kebiasaan, pekerjaan, dan yang berhubungan dengan itu; jangan cepat menyatakan saya tertarik atau jatuh cinta dengan calon pasangan baru tersebut.
Lakukanlah sebagai orang yang pacaran. Karena, pacaran adalah proses seorang laki-laki atau perempuan menemukan adanya kesepadanan antara keduanya, dengan tujuan membangun keluarga; suatu proses untuk saling mengenal antara dua orang (laki-laki dan perempuan). Karena itu, masa pacaran adalah waktu untuk menemukan (dan temukan) pasangan yang tepat dan terbaik agar menjadi suami atau isteri.
Atau, bahkan seperti orang yang (telah) bertunangan; yang sementara berproses menuju ke jenjang perkawinan. Pertunangan merupakan suatu proses pengenalan yang lebih intens (pada berbagai aspek) sehingga memunculkan titik-titik kesamaan (serta menemukan hal-hal beda dan berbeda) pada dua orang (laki-laki dan perempun) sebelum mereka menikah (sebagai suami-isteri, membangun keluarga).
Hindari permintaan, atau pun menerima dan memberi, sejumlah uang dan barang; hindari utang budi atau pun 'merugikan' satu sama lain.
Segera putuskan hubungan, jika terjadi sikon yang tak menyenangkan; misalnya 'paksa' meminta foto bugil, vidio sexy, vidio call pada saat yang tidak tepat atau seronok, komunikasi dengan bahasa vulgar, dan sejenisnya
Di atas, hanya sedikit info atau tips kecil; namun cukup berguna untuk anda dan saya; so, kencan online lah, tapi lakukan dengan cara-cara benar, bermartabat, etis, agar tidak meraung-raung jika 'pasangan virtual' itu lenyap dari Dumay.
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H