Tapi, saya tidak puas. Kemudian, saya melakukan pendekatan melalui 'Teologi Simbol' atau cara-cara pemberitaan Injil melalui simbol-simbol sejak Abad Pertama hingga Sekarang.
Ternyata, semua gambar, sketsa, ikon pada Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75, tidak satu pun berhubungan dengan ikon-ikon yang pernah dipakai/ada pada Komunitas Kristen, Katolik, dan Yahudi sejak Sebelum dan Sesudah Masehi.
Lalu, mengapa ada penilaian bahwa pada Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75 mengandung unsur-unsur salib di dalamnya? Jawabannya, hanya ada pada mereka yang menilainya. Tapi, apa dasar dan model pendekatan sehingga mencapai simpulan seperti itu?
Agaknya, ini cuma agak, bukan suatu kepastian, simpulan bahwa 'ada salib dalam' Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75, muncul dari
- Ketidakmampuan membaca dan memaknai makna, simbol, lambang, dan ikon-ikon agama serta keagamaan.
- Kecurigaan dan ketakutan (yang sangat berlebihan) terhadap segala sesuatu bisa mengganggu kualitas iman seseorang.
- Kurang piknik di/pada area lintas iman dan agama sehingga hati, pikiran, roh, jiwa, dipenuhi dengan cara berpikir sempit serta dangkal.
- Ketidakmampuan membina spiritual umat agar mencapai kedewasaan iman; sehingga menjaga iman umat dengan cara menyampaikan orasi dan narasi ketidaksukaan terhadap mereka yang berbeda iman.
Cukuplah.
So, jika ada yang 'menemukan salib' dalam Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75, maka saya sangat bersyukur dan berterima kasih. Sebab mereka berhasil menghubungkan sesuatu yang tidak ada hubungannya.
Dan, dengan itu, menambah cakrawala berpikir saya bahwa ada orang (dan kelompok) yang menjadi pemerhati segala sesuatu (yang bersifat lintas iman) dan dimaknai sebagai 'Lambang Kristen dan Katolik.' Dengan itu, para praktisi 'Teologi Lambang,' tak perlu lelah 'menciptakan' lambang baru, sebab sudah terbantu.
Dirgahayu Republik Indonesia
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H