Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak (Ada) Salib di Logo Tersebut

15 Agustus 2020   19:07 Diperbarui: 17 Agustus 2020   18:08 3822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Sekretariat Negara

Tapi, saya tidak puas. Kemudian, saya melakukan pendekatan melalui 'Teologi Simbol' atau cara-cara pemberitaan Injil melalui simbol-simbol sejak Abad Pertama hingga Sekarang.

Ternyata, semua gambar, sketsa, ikon pada Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75, tidak satu pun berhubungan dengan ikon-ikon yang pernah dipakai/ada pada Komunitas Kristen, Katolik, dan Yahudi sejak Sebelum dan Sesudah Masehi.

Lalu, mengapa ada penilaian bahwa pada Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75 mengandung unsur-unsur salib di dalamnya? Jawabannya, hanya ada pada mereka yang menilainya. Tapi, apa dasar dan model pendekatan sehingga mencapai simpulan seperti itu?

Agaknya, ini cuma agak, bukan suatu kepastian, simpulan bahwa 'ada salib dalam' Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75, muncul dari

  1. Ketidakmampuan membaca dan memaknai makna, simbol, lambang, dan ikon-ikon agama serta keagamaan.
  2. Kecurigaan dan ketakutan (yang sangat berlebihan) terhadap segala sesuatu bisa mengganggu kualitas iman seseorang.
  3. Kurang piknik di/pada area lintas iman dan agama sehingga hati, pikiran, roh, jiwa, dipenuhi dengan cara berpikir sempit serta dangkal.
  4. Ketidakmampuan membina spiritual umat agar mencapai kedewasaan iman; sehingga menjaga iman umat dengan cara menyampaikan orasi dan narasi ketidaksukaan terhadap mereka yang berbeda iman.

Cukuplah.

So, jika ada yang 'menemukan salib' dalam Logo HUT Kemerdekaan RI ke 75, maka saya sangat bersyukur dan berterima kasih. Sebab mereka berhasil menghubungkan sesuatu yang tidak ada hubungannya.

Dan, dengan itu, menambah cakrawala berpikir saya bahwa ada orang (dan kelompok) yang menjadi pemerhati segala sesuatu (yang bersifat lintas iman) dan dimaknai sebagai 'Lambang Kristen dan Katolik.' Dengan itu, para praktisi 'Teologi Lambang,' tak perlu lelah 'menciptakan' lambang baru, sebab sudah terbantu.


Dokumentasi Jakarta News
Dokumentasi Jakarta News

Dirgahayu Republik Indonesia

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun