Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

New Normal Berhasil Jika Semuanya Disiplin

30 Mei 2020   20:36 Diperbarui: 30 Mei 2020   20:58 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan Awal


Disiplin. Disiplin, memiliki pemaknaan yang sama pada dialek dan bahasa-bahasa Sub-suku, Suku, Bangsa, dimaknai sebagai sikap dan tindakan seseorang (atau pun kelompok, komunitas, dan masyarakat) berdasar pada atau adanya nilai-nilai hidup dan kehidupan. Nilai-nilai tersebut diterima bersama dan berlaku di/dalam Komunitas hingga universal. Contoh sederhana, Lampu Pengatur Lalu Lintas, ada kesamaan universal memahami warna merah, kunming, hijau; dan mengikutinya.

Di dalam kata disiplin terdapat 'sifat dan tindakan atau pun perilaku;' serta keselarasan keduanya. Dalam artian, disiplin tidak selesai pada ucapan tapi berlanjut atau diwujudnyatakan pada perilaku atau tindakan.

Nilai-nilai hidup dan kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata, perbuatan manusia sesuai sikonnya. Nilai-nilai hidup dan kehidupan manusia biasanya dipengaruhi oleh masukan-masukan dari luar dirinya sejak kecil.

Lanjutkan di New Normal, Cuci Tangan, Hindari Menyentuh Wajah, Menerapkan Etika Batuk dan Bersin, Gunakan Masker, Jaga Jarak Sosial, Isolasi Mandiri, Menjaga Kesehatan,

====

Dokumentasi Gesuri
Dokumentasi Gesuri
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Hari Ini, sepertinya kita, anda dan saya, mulai terbiasa dengan apa yang disebut "New Normal;" kata baru yang diindonesiakan menjadi 'Kebiasaan Baru, Kenormalan Baru, Gaya Hidup dan Kehidupan Baru, Perubahan Cara Hidup dan Kehidupan, dan lain sebagainya.'  Namun, apa pun pemahaman dan pemaknaan New Normal tersebut, yang (akan) terjadi adalah perubahan kebiasan (serta tingka laku) hidup dan kehidupan dari sebelumnya ke hal-hal baru; atau, bahkan kembali ke gaya hidup dan kehidupan yang sebelumnya dilupakan dan ditinggalkan.

Tapi, perlu diingat bahwa "New Normal" bukan "New World Order atau Tatanan Dunia Baru,"  sebagaimana dipublikasikan oleh banyak orang  dan kelompok. Mereka melakukan penyamaan atau pun mengaitkan New Normal dan  New World Order; sehingga memaknai New Normal sebagai bagian dari Konspirasi menguasai Indonesia (secara keseluruhan), dan sekaligus menghilangkan identitas personal sebagai Bangsa dan Negara. Dan, lebih dari itu, segenap Bangsa dan Rakyat, Negara Indonesia terjajah oleh kekuatan asing. Sekali lagi, New Normal  bukan  New World Order.

Jadi .... ?

Karena New Normal bukan untuk meruntuhkan dan menghancurkan kebesaran Bangsa dan Negara, maka patut menjadi upaya bersama dan sama-sama di/dalam hidup dan kehidupan sehar-hari. Alasannya, hanya sederhana, yaitu di samping yang positif dan meninggal akibat corona, Korban Covid-19 Non-kesehatan mencapai ratusan juta orang.

Tapi, New Normal, yang diterapkan di Indonesia,  bukan melulu tertuju pada mereka yang terinfeksi Covid-19, dirawat dan sembuh, namun juga, utamanya, pada Korban Covid-19 Non-kesehatan; bahkan untuk segenap rakyat Indonesia. Dalam artian sangat banyak orang Indonesia yang mengalami nasib 'menggerikan' akibat pandemi Covid-19.

Lihat saja dampak Non-kesehatan dari pandemi Covid-19, antara lain (i) ketidakberdayaan pelaku ekonomi pada semua tingkatan, (ii) penghentian sejumlah proyek yang berdampak pada perumahan tenaga kerja, (iii) lumpuhnya aktivitas ekonomi bidang jasa dan barang, (iv) bahkan terjadi pembatasan pada area interaksi dan mobilitas sosial, sehingga muncul (v) hubungan dan keakraban baru hanya pada/melalui medsos atau secara virtual, dan (vi) masih banyak hal lain lagi

Semuanya itu, yang di atas, misalnya i, ii, iii mau tidak mau, suka tak suka, rela tak rela,  harus mengalami olah ulang sehingga kembali 'beroperasi' seperti semula. Juga, misalnya iv dan v, akan menjadi sesuatu yang biasa akibat pembiasana selama PSBB.

Berdasarkan semuanya itu, penerapan (dan melakukan) New Normal merupakan sesuatu yang mutlak dan keharusan; keharusan pada segenap WNI. Dengan itu akan terjadi (lagi) semua aktivitas ekonomi, sosial, serta aktualisasi diri sebagai tanda-tanda kenormalan hidup dan kehidupan; normal sebagai manusia Indonesia yang bebas melakukan banyak hal dalam kesehariannya; dan bukan sebagai manusia Indonesia yang terjajah dan tertindas.

So, Jangan Takut dengan New Normal, dan lakukanlah itu dengan disiplin. Tanpa Disiplin, semuanya akan menjadi 'Abnormal Baru.'

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun