Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

PSBB dan Kembali ke Gaya Hidup yang Terlupakan

19 Mei 2020   19:35 Diperbarui: 19 Mei 2020   19:57 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Entah siapa yang memulai, dan bersumber dari mana dan siapa, berkembang di Dumaya bahwa ada keputusan Pemerintah untuk 'melonggarkan PSBB, dan diikuti dengan sejumlah persyaratan agar bisa beraktivitas di luar rumah, mall, tokoh, kantor, dan lain sebagainya. 

Bersamaan dengan itu, muncul sejumlah orasi dan narasi, melalui vidio dan gambar, yang berisi antara lain, "Mall dibuka, tapi Tempat Ibadah ditutup, orang berusia di atas 50 tahun dilarang masuk Mall, PNS masuk kerja, dan seterusnya." 

Itulah segelintir dari anak bangsa; segelintir yang lebih suka memprodusk dan membuat kegaduhan melalui hoaks dan irama benci serta kebencian. Semoga anda dan saya, tidak termasuk 'segelintir' itu.

Agaknya, Presiden juga mendengar 'info liar' seperti di atas. Sehingga, Senin 18 Mei 2020,  Presiden Jokowi berkata,

"Saya tegaskan, belum ada kebijakan pelonggaran PSBB. Karena jangan muncul nanti ditangkap masyarakat bahwa pemerintah mulai melonggarkan PSBB. Belum. Jadi belum ada kebijakan pelonggaran PSBB.

Yang kita siapkan baru sebatas rencana atau skenario pelonggaran yang akan diputuskan setelah ada timing yang tepat, serta melihat data-data dan fakta-fakta di lapangan biar semuanya jelas. Karena kita harus hati-hati. Jangan keliru kita memutuskan."

Kompas

Jelas khan. Semua hal yang dilakukan Pemerintah tersebut, sebagaimana dijelaskan Presiden, tentu saja, demi kebaikkan bersama, Rakyat, Bangsa, dan Negara; bukan untuk kepentingan kelompok atau pun golongan tertentu. Oleh sebab itu, patut diikuti dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Tentu saja, karena adanya PSBB, dengan kecenderungan perpanjangan durasinya, maka pastinya muncul bosan dan kebosanan, lelah, atau bahkan 'kebingungan karena tidak bisa berbuat apa-apa di luat rumah.' 

Namun, di balik itu, sebetulnya, sejak awal PSBB, rakyat, atau kita, anda dan saya, pada awalnya memang canggung, menjadi terbiasa denga gaya dan pola hidup baru dan sehat yang selama ini nyaris dilupakan.

Saya setuju dengan ungkapan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, bahwa telah terjadi perubahan budaya masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. 

Misalnya, penerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker kalau keluar rumah, mencuci tangan, dan seterusnya; bahkan membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang perlu, dan hanya keluar rumah buat urusan yang sangat penting, tidak habiskan waktu di area umum dan memacetkan jalan raya, termasuk tidak berdesakan pada waktu antri di kasir atau pun depan ATM.

Dengan demikian, hal-hal baru pada waktu PSBB, sebetulnya adalah sesuatu yang seharusnya terjadi atau dilakukan sejak lama, namun tidak dilakukan. Ya, PSBB menjadikan hampir semua elemen bangsa, mungkin termasuk anda saya, (kembali) melakukan banyak hal hal yang selama ini diremehkan dan dilupakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun