Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sembarangan Membuang Masker Bekas Pakai

15 Mei 2020   09:06 Diperbarui: 15 Mei 2020   09:09 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masker yang Terbuang | Dokumentasi Pribadi

Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Pagi Ini, ketika harus keluar halaman untuk sarapan, ternyata Jalan Raya Lenteng Agung arah ke Jakarta dan Depok mulai ramai, walau belum seperti pra-covid-19; yang masih sangat jarang adalah angkutan umum jenis mikrolet. Tapi, bagus juga, jarangnya angkutan umum jarak dekat, menjadikan banyak orang, termasuk saya, memilih jalan kaki untuk jarak sekitar satu hingga dua kilometer.

Saat berjalan kaki itulah, saya menemukan bukan masker bekas pakai di pinggir jalan (mungkin terjatuh dari kenderaan atau sengaja dibuang), tumpukan sampah, serta trotoar. Tapi, nanti dulu, tidak selesai di situ; dari arah seberang jalan, saya melihat ada orang yang memungut masker dari pinggir jalan, kemudian masukan di saku belakang celana. Juga, ada orang (nampaknya pemungut barang berkas) yang memungut dari tumpukan sampah dan masukan di karung bekas

Ketika mendekat ke area tersebut, memang ada masker-masker bekas pakai di tumpukan sempah; masker yang dibuang oleh penggunanya, masih utuh, dan terlihat masih mungkin 'dipakai lagi.' Agaknya sikon pandemi Covid-19, seperti sekarang ini, membuat tingginya pemakaian masker, dan juga membuangnya, menjadikan banyak orang tidak memperhatikan proses 'penghancuran' sebelum membuang masker ke tempat sampah. Sepintas, dalam amatan saya, umumnya masker yang dibuang tersebut adalah dari kain; yang dijual bebas di apotek dan toko-toko kesehatan.

Melihat ada orang yang memungut masker bekas tersebut, bisa jadi, mereka akan mencucinya, kemudian menggunakan atau pun menjualnya. Nah, ini yang cukup berbahaya. Sebab, jika proses pencucian tersebut, hanya asal-asalan, maka ada kemungkinan, sisa-sisa kuman penyakit di/pada masker tersebut bisa menular pada pengguna berikutnya. Ini, Cuma dugaan atau kemungkinan.

Oleh sebab itu, agar tidak terjadi efek buruk dari masker bekas pakai, maka ada baiknya, jika mau membuang atau masker, maka kita, anda dan saya, perlu memperhatikan hal-hal berikut, (i) untuk masker kain, tidak menggunakan lagi setelah beberapa kali dicuci, dan lapisan dalamnya sudah tidak teratur, (ii) untuk masker sekali pakai, jangan gunakan berulang kali, karena memang dibuat hanya untuk satu kali digunakan, (iii) sebelum membuang masker bekas pakai, harus menggunting hinggga sulit dismbung, (iv) bila memungkinkan, berikan noda atau warnai dengan tinta atau lumpur agar sulit untuk dibersihkan, (v) jika membuang utuh, maka bungkus dengan kertas atau plastik hitam sehingga tidk terlihat dan letakan pada bagian bawah dari tumpukan sampah (di bak sampah rumah), (vi) jangan membuang masker (bekas pakai atau pun baru) di area terbuka.

Mudah khan? Dengan cara seperti itu, maka kita, anda dan saya, sudah ikut membantu tidak terjadi daur ulang masker bekas menjadi baru; kemudian diperjualbelikan atau digunakan oleh orang lain; sekaligus ikut mencegah penyebaran penyakit.

Selamat Mencoba

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun