Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puasa di Dunia Nyata dan Dunia Maya

8 Mei 2020   10:19 Diperbarui: 8 Mei 2020   10:11 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitaran Pasca Sarjana Universitas Pancasila, Jakarta Pusat | Puasa? Anda sementara menjalankan (Ibadah) Puasa? Saya pun masih sering berpuasa, walau hanya untuk momen-monen khusus dan dengan tujuan tertentu. Jika, anda sementara berpuasa, maka semoga bisa menjalankan puasa hingga berbuka.

Secara umum, puasa (i) bisa merupakan Ibadah,  (ii) persiapan untuk melakukan ritus dan ibadah selanjutnya, (iii) bagian yang tak terelakan dengan ritus-ritus atau pun spiritual lainnya; misalnya doa, puasa, pujian dan penyembahan, puasa mutih, puasa Senin Kamis, puasa untuk nazar, dan lain sebagainya.

Nah. Jika saat ini anda (sementara) berpuasa, maka, umumnya, harus mengikuti sejumlah pantangan, larangan, dan aturan agar puasa tersebut menjadi asyik, menarik, sah, serrta menyenangkan. Ya, (ritus) puasa (pada semua komunitas iman, ritus, agama) harus menyenangkan, asyik, serta tanpa beban atau pun paksaan. Juga, puasa harus bukan sesuatu yang berbeban berat sehingga tak mudah diikuti atau pun dipikul.

Karena puasa itu harus menyenangkan dan asyik, maka harusnya bukan saja diisi dengan doa-doa dan penyembahan, tapi juga dengan ramah dan keramahan untuk semua, menolong dan membantu sesama, serta upaya (yang kuat, keras, dan tekad serta niat tulus) meniadakan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Sang Khalik serta sesama.

Upaya meniadakan hal-hal yang tidak berkenan ke/pada Sang Khalik dan sesama itulah, agaknya, perlu menjadi trend kekikinian kita, anda dan saya, sehingga puasa (yang juga sebagai upaya permohonan penyucian diri) dapat lancar serta mencapai tujuan. Oleh sebab itu, upaya tersebut bukan melulu dengan melakukan ritus-ritus yang bersifat transenden atau pun komunikasi vertikal dengan Sang Khalik; namun juga meniadakan hal-hal yang bisa merusak interaksi antar sesama, kesetiakawanan, dan persahabatan serta hubungan baik antar sesama.

Upaya di atas, temasuk meniadakan orasi dan narasi kebencian, setop sebaran hoax, berhenti menebarkan ketidaksukaan dan dendam politik, serta pemaksaan teks-teks  Kitab Suci untuk menguakan opini-opini tak cerdas. Ya, jika melakukan puasa, maka juga berpuasa melakukan hal-hal yang tak bermartabat melalui (sebaran di) Medsos; itu bermakna bersihkan tampil diri kita, anda dan saya, di Medsos dari semua hal yang bisa menyakiti, merendahkan, menghina, serta memusuhi orang lain.

Jadi? Puasa bukan sekedar 'menunda jadual makan dan minum;' namun lebih dari itu. Di dalamnya termasuk puasa tidak melakukan tindakan bercela di Dunia Nyata dan Dunia Maya. Sehingga, pada konteks kekinian, di Era Hight Tech, 4G, Milenium TI, maka harus terjadi Puasa yang Terlihat dan Tak Nampak atau Paduan Puasa Dunia Nyata dan Dunia Maya.

Cukuplah.

Selamat Berpuasa Virtual

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun