Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korban Covid-19 Non-Kesehatan dan Keterbukaan Informasi

4 April 2020   19:10 Diperbarui: 4 April 2020   19:55 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar SCTV

Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Hingga Hari ini, Jakarta masih pemenang rekor pertama korban Covid-19; korban yang terpapar, positip, sembuh, dan meninggal karena Covid-19. Sayangnya, dari semua korban tersebut, karena alasan tertentu, publik tidak tahu tentang apa, siapa-siapa, bagaimana mereka.

Misalnya, korban yang di Jakarta, nama (minimal inisial), umur, alamat (minimal Kelurahan dan Kodya), di area mana mereka tertular (ini penting), dan latar sosial ekonomi (ini penting). Sehingga, jika di Jakarta, publik mendapat info tentang di/dan darimana korban tertular (misalnya saat efek kejut, di kantor, area terbuka, atau pun kendaraan, kampus, dan lain sebagainya). Info seperti itu, menjadi penting agar publik lebih waspada atau pun berhati-hati.

Selain kelangkaan informasi tersebut, khususnya di Jakarta, belum ada tanda-tanda adanya tindakan dari Pemda untuk menangani korban Covid-19 Non Kesehatan; padahal korban seperti itu ribuan kali lipat yang positip Covid-19. Di Jakarta, ada sekitar 3.7 Keluarga pra-sejahtera, yang menjadi korban Non Kesehatan dari Covid-19, tentu sebagai pioritas. Kapan mereka disentuh pertolongan?

Jadi? Agar mencapai keberhasilan menghalau Covid-19, bukan melulu fokus pada mereka yang sudah terpapar, tapi juga para korban Non Kesehatan serta yang bisa menjadi korban karena ketiadaan informasi.

Oleh sebab itu, perlu keterbukaan informasi, minimal tentang di/dan darimana korban tertular, misalnya saat efek kejut, di kantor, area terbuka, atau pun kendaraan, kampus, dan lain sebagainya. Keterbukaan tersebut agar orang-orang yang belum terpapar tidak menjadi korban berikutnya karena ketidaktahuan mereka.

Cukuplah


Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun